Apalagi kalau perupa mau berjuang sendiri. Fenomena teman yang mau lakukan perjuangan di luar, pada akhirnya hanya dia yang punya nama. Tidak punya dampak pada gerakan seni rupa di kota ini.
"Kami tahun ini akan ikut F8 yang diadakan Pemkot Makassar. Kami ikut di fine art. Mungkin seni instalasi yang ditampilkan," beber lelaki dengan rambut gondrong itu.
Sebagai upayanya memajukan seni rupa, dia punya obsesi mengada program residensi yang berkolaborasi dengan seniman daerah lain. Dia juga ingin ada regenerasi dari anak anak dengan pikiran orisinal.
Tanpa harus mengikuti frame yang dibuat orang tua. Biar anak mengembangkan imajinasinya sendiri. Di samping itu, dia berharap ruang Artmosphere ini bisa dimanfaatkan teman-teman seniman yang lain.
Baca Juga: Sejarah Jemparingan, Panahan dengan Duduk Bersila Asli Yogyakarta
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Perintah Hemat Prabowo Mulai Longgar, Sri Mulyani Buka Blokir Anggaran Rp129 Triliun Bagi 99 K/L
-
Cukai Minuman Manis Batal Berlaku di 2025
-
Ekonomi Loyo, Pajak Ambles Rp77 Triliun: APBN Mei 2025 Minus!
-
Perang Iran-Israel Bikin Sri Mulyani Was-was, Kenapa?
-
Here We Go! Jaka Pindah ke Leeds United, Jay Idzes Direkrut Udinese?
Terkini
-
Geger! Mantan Sekda Sulsel Tagih Gaji 8 Miliar, Pemprov: Dasar Hukumnya Mana?
-
Apa Itu Terapi Oksigen dan Manfaatnya Bagi Tubuh?
-
Presiden Prabowo: 4 Pulau Milik Aceh!
-
Rupiah Terancam Rp16.600 Akibat Konflik Iran-Israel: Investor Panik Cari Aset Aman
-
19 Kantor Bank di Sulawesi Selatan Tutup, Apa yang Terjadi?