Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 23 Mei 2022 | 20:20 WIB
Situasi banjir rob di Kawasan Tanjung Emas Semarang. [Istimewa]

SuaraSulsel.id - Ribuan pekerja di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, berlarian. Saat air laut naik dengan cepat sampai dada orang dewasa.

salah satu warga bernama Diah mengatakan, baru kali ini mengalami banjir rob setinggi dada orang dewasa.

"Seumur-umur baru kali ini banjir sampai dada," katanya.

Selain sepeda motor dan mobil, ribuan unit mesin jahit serta mesin produksi pada sejumlah pabrik juga terendam banjir rob.

Baca Juga: Air Laut Naik Hingga Dada Orang Dewasa di Kawasan Industri Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Ribuan Pekerja Berlarian

Puluhan kontainer atau peti kemas yang berada di Pelabuhan Tanjung Emas juga tampak terendam banjor rob.

Belum diketahui pasti jumlah kerugian dari berbagai pihak akibat peristiwa banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi, serta diperparah dengan jebolnya tanggul laut.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Retno Widyaningsih menjelaskan banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi akibat siklus akhir bulan setelah purnama dan bumi dengan bulan dalam posisi terdekat ini juga melanda kawasan pesisir di Kabupaten Rembang, Pati, Demak, Kota Semarang, Pekalongan hingga Tegal.

"Ketinggian banjir rob yang bersamaan dengan gelombang tinggi hari ini tercatat 210 centimeter," katanya.

Ribuan pekerja dari sejumlah pabrik yang berada di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, menyelamatkan diri dari peristiwa banjir rob, Senin 23 Mei 2022 [Suara.com/Antara]

Sirene Berbunyi Warga Berlarian

Baca Juga: Polisi dan Petugas Gabungan Berjibaku Evakuasi Karyawan PT Lamicitra yang Dihantam Banjir Rob di Semarang

Ribuan pekerja dari sejumlah pabrik yang berada di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, menyelamatkan diri dari peristiwa banjir rob atau air pasang dari laut yang melimpas ke daratan.

Salah seorang pekerja pabrik garmen PT Korina di Semarang, Nela Aji Senin, mengaku langsung berlari menyelamatkan diri setelah mendengar suara sirine pabrik berbunyi.

Karena terlambat mengungsi, sejumlah pekerja harus keluar lokasi menembus air laut yang tingginya sudah sampai dada orang dewasa.

"Awalnya sirine berbunyi sekitar pukul 13.45 WIB, lalu saya melihat orang-orang berlarian sambil berteriak 'banjir rob, banjir rob', tanpa pikir panjang saya langsung mematikan mesin lalu ikut menyelamatkan diri," kata perempuan warga Kebonharjo itu.

Ia menyebut banyak sepeda motor milik rekan-rekan kerjanya yang terpaksa ditinggalkan di areal parkir pabrik karena pemiliknya menyelamatkan diri.

"Banyak motor yang terendam karena banjir rob yang terjadinya cukup cepat, tidak mikir barang-barang sama sekali, yang penting selamat," kata Nela Aji. (Antara)

Load More