Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 30 April 2022 | 11:51 WIB
Peziarah mengunjungi pemakaman Covid-19 di Macanda, Kabupaten Gowa, Sabtu, 29 April 2022. Ziarah kubur sering dilakukan masyarakat jelang lebaran. [Suara.com/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Covid-19 telah merenggut banyak nyawa orang terkasih. Begitu pula yang dirasakan Asrina, warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Tahun 2021 lalu, ayah dan neneknya meninggal dunia karena terjangkit virus Covid-19. Waktunya hanya berselang tiga hari.

Gurat kesedihan masih tersisa kala wanita 26 tahun itu menceritakan kisahnya. Ia ingat betul saat semua anggota keluarganya terpapar Covid-19 sekaligus.

Ingatannya masih utuh tatkala virus corona mulai merenggut nyawa orang-orang di sekitarnya. Pertama ayahnya, kemudian menyusul neneknya.

Ya, Covid tidak hanya menjangkiti, namun juga merenggut kebahagiaan hatinya. Di usianya yang masih muda, ia harus kehilangan dua orang kerabatnya sekaligus.

"Saya, papa, mama, nenek, dan adik semua positif. Jadi satu rumah itu terpapar semua," ujar Asrina, Jumat, 29 April 2022.

Dengan jelas, dia menceritakan awal mula Covid-19 menyebar di keluarganya. Dia yang berprofesi sebagai marketing di Kota Makassar berkesempatan pulang kampung ke Pinrang.

Namun, ia tak merasakan gejala apa-apa sama sekali. Asrina mengaku tak tahu jika dirinya positif.

"Saya tidak tahu, siapa yang menjangkiti siapa. Tapi kami semua positif setelah papa tes," ucapnya.

Setelahnya, ayahnya merasakan demam disertai dengan batuk dan pilek. Pihak keluarga berpikir itu hanya demam biasa.

Namun, semakin hari, demamnya semakin parah. Ayahnya juga mulai sesak.

"Karena sampai empat hari belum ada perubahan. Kita inisiatif ke puskesmas, dari puskesmas di rujuk ke RSUD Lasinrang," ujarnya.

Di RSUD Lasinrang, tim medis langsung melakukan swab PCR terhadap ayahnya. Hasilnya keluar, dan betul ternyata positif.

Semua anggota keluarga lainnya pun turut diswab. Hasilnya juga sama. Positif.

Mereka diminta isolasi mandiri di rumah karena rumah sakit penuh. Namun isolasi mandiri di rumah ternyata tak efektif. Nenek Asrina juga mengalami gejala yang sama.

Load More