SuaraSulsel.id - Covid-19 telah merenggut banyak nyawa orang terkasih. Begitu pula yang dirasakan Asrina, warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Tahun 2021 lalu, ayah dan neneknya meninggal dunia karena terjangkit virus Covid-19. Waktunya hanya berselang tiga hari.
Gurat kesedihan masih tersisa kala wanita 26 tahun itu menceritakan kisahnya. Ia ingat betul saat semua anggota keluarganya terpapar Covid-19 sekaligus.
Ingatannya masih utuh tatkala virus corona mulai merenggut nyawa orang-orang di sekitarnya. Pertama ayahnya, kemudian menyusul neneknya.
Ya, Covid tidak hanya menjangkiti, namun juga merenggut kebahagiaan hatinya. Di usianya yang masih muda, ia harus kehilangan dua orang kerabatnya sekaligus.
"Saya, papa, mama, nenek, dan adik semua positif. Jadi satu rumah itu terpapar semua," ujar Asrina, Jumat, 29 April 2022.
Dengan jelas, dia menceritakan awal mula Covid-19 menyebar di keluarganya. Dia yang berprofesi sebagai marketing di Kota Makassar berkesempatan pulang kampung ke Pinrang.
Namun, ia tak merasakan gejala apa-apa sama sekali. Asrina mengaku tak tahu jika dirinya positif.
"Saya tidak tahu, siapa yang menjangkiti siapa. Tapi kami semua positif setelah papa tes," ucapnya.
Setelahnya, ayahnya merasakan demam disertai dengan batuk dan pilek. Pihak keluarga berpikir itu hanya demam biasa.
Namun, semakin hari, demamnya semakin parah. Ayahnya juga mulai sesak.
"Karena sampai empat hari belum ada perubahan. Kita inisiatif ke puskesmas, dari puskesmas di rujuk ke RSUD Lasinrang," ujarnya.
Di RSUD Lasinrang, tim medis langsung melakukan swab PCR terhadap ayahnya. Hasilnya keluar, dan betul ternyata positif.
Semua anggota keluarga lainnya pun turut diswab. Hasilnya juga sama. Positif.
Mereka diminta isolasi mandiri di rumah karena rumah sakit penuh. Namun isolasi mandiri di rumah ternyata tak efektif. Nenek Asrina juga mengalami gejala yang sama.
"Ada tim medis dari Puskesmas yang diminta kontrol. Pas papa bilang sudah tidak tahan, kita telepon Satgas dan mereka jemput," ungkapnya.
Dua hari isolasi di rumah, ayah dan neneknya semakin drop. Mereka akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Namun takdir berkata lain. Ayahnya meninggal saat dilarikan ke ICU.
Asrina mengaku dunianya serasa hancur seketika saat itu. Ia tak bisa memeluk ayahnya untuk terakhir kalinya.
"Lihat terakhir kalinya tidak bisa. Kita hanya bisa video call lewat bantuan nakes. Almarhum langsung dimakamkan secara protokol Covid-18 di Paleteang," ungkapnya.
Sedih memang. Apalagi, Asrina mengaku sangat dekat dengan sang ayah.
Tiga hari setelah pemakaman ayahnya, kabar pedih datang lagi. Neneknya yang sempat dirawat di ICU juga dinyatakan meninggal dunia.
Ia mengaku kebahagiaannya di dunia ini hilang sudah. Bagaimana bisa dua orang terdekatnya meninggal sekaligus karena Covid-19.
Hingga kini, Asrina mengaku merasa trauma setiap pulang kampung. Apalagi di momen hari raya besar seperti saat ini.
Sudah dua tahun, ia merasakan lebaran tanpa ayah dan nenek. Rasanya sangat berbeda.
Tak ada lagi yang menyambutnya dengan hangat senyum ketika ia pulang. Tak seperti sebelumnya, kali ini momen lebaran dilaluinya hanya dengan mama dan adiknya.
"Tidak ada lagi keceriaan seperti dulu. Tapi mau bagaimana, ini sudah takdir," sebutnya dengan nada bergetar.
Tahun ini, Asrina berkesempatan mengunjungi makam ayah dan neneknya. Jika diizinkan pemerintah, ia berencana memindahkan makam mereka ke tempat lain.
Sementara, dari pantauan SuaraSulsel.id, Sabtu, 30 April 2022, pemakaman Covid-19 di Macanda, Kabupaten Gowa sepi pengunjung. Hanya ada beberapa orang yang terlihat sedang melakukan ziarah kubur.
"Ramainya saat awal ramadan lalu. Tapi ini mau lebaran sepi, pekan ini hanya ada sekitar puluhan orang," ujarnya.
Kata Guntur, kemungkinan ziarah kubur baru dilakukan pihak keluarga setelah lebaran. Apalagi, tahun-tahun sebelumnya, ziarah kubur di Macanda juga tidak dibolehkan.
"Mungkin nanti ramai setelah lebaran. Karena tahun lalu hanya boleh ziarah online tapi tidak efektif," ujarnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Seloroh Tokoh di Lingkungan TPU Kebon Nanas, Usul Kuburan Vertikal 5 Lantai Buat Cegah Relokasi
-
Digusur dari Lahan Makam, Ratusan Keluarga di Jaktim Minta Direlokasi ke Rusun
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Pulihkan Nama Baik, Presiden Prabowo Beri Rehabilitasi Dua Guru Korban Kriminalisasi Asal Luwu Utara
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
Terkini
-
TNI AU Kerahkan Pasukan Khusus ke Bandara IMIP Morowali
-
Kronologi Bocah 4 Tahun di Antang Makassar Diduga Diculik
-
Strategi Cerdas Universitas Tadulako Percepat Sarjana Masuk Dunia Kerja
-
Waspada! Lebih dari Setengah Bencana di Sultra Disebabkan Dua Hal Ini
-
Pemprov Sulsel Angkat Bicara Soal Asrama di Bandung: Bukan Tak Ada Anggaran, Ternyata Ini Alasannya