SuaraSulsel.id - Momen haru bercampur bahagia menyelimuti keluarga Surya Hidayat Pratama, Anak Buah Kapal (ABK) yang disandera Milisi Al Houthi di Yaman. Ia berhasil berkumpul dengan keluarganya, Selasa, 26 April 2022, dini hari.
Surya pulang didampingi oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha dan disambut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemprov Sulsel, Asriady Sulaiman di Makassar. Kepulangannya disambut haru oleh keluarga.
"Pertama ketemu dengan keluarga tadi pagi, saya serasa mimpi," ujar Surya saat dikonfirmasi SuaraSulsel.id, Selasa, 26 April 2022.
Ia mengaku sempat khawatir tidak bisa pulang. Namun berkat negosiasi oleh sejumlah pihak, ia bisa pulang dengan lancar dan aman.
Baca Juga: Pameran Otomotif GIIAS The Series Kembali Hadir di Kota Makassar
Banyak pihak yang berperan penting dalam kepulangan Surya. Salah satunya negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah Kesultanan Oman dengan pemerintah Yaman.
"Lalu ada KBRI di Oman dan Abu Dhabi. Saya sangat berterima kasih," ujarnya.
Surya adalah chief officer yang bekerja di Kapal Rwabee berbendera Persatuan Emirat Arab (PEA). Kapal itu disandera oleh Milisi Al Houthi saat bersandar di perairan Yaman pada 3 Januari 2022 lalu.
Selama ditahan, warga jalan Cendrawasih itu mengaku diperlakukan dengan baik. Semua kebutuhan hidupnya juga dipenuhi oleh penyandera.
"Semua hak-hak dasar saya seperti makan, sembahyang, dan komunikasi dengan keluarga dipenuhi. Saya ditahan di hotel," tambahnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini Sulawesi Selatan Selasa 26 April 2022
Surya ditahan 110 hari. Ia juga mengaku tidak pernah diintimidasi oleh penyandera.
Pihak Milisi Al Houthi bahkan tidak meminta tebusan sama sekali. Kata Surya, sejak awal mereka menjamin bahwa ia akan dipulangkan dengan baik ke Indonesia.
"Saya dikasih tahu mereka, InsyaAllah kamu bakalan pulang, cuma ini masalah waktu. Karena dari pihak mereka sama sekali tidak minta tebusan apapun. Kita pun ditempatkan di hotel. Semua biaya ditanggung mereka," ungkapnya.
Surya masih ingat betul awal kapal itu disandera. Ia mengaku ketakutan karena ini adalah kejadian pertama kali baginya.
Namun, penyandera meyakinkan bahwa kru kapal bukan musuh mereka. Hanya saja karena kapal itu berbendera Abu Dhabi.
"Abu Dhabi itu musuh mereka tapi untuk kru bukan ancaman. Jadi kita diperlakukan baik. Hanya saja saya juga was-was, karena kita masuk di daerah perang," ungkapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Sudah 105 Rumah Terbakar di Makassar, 5 Orang Meninggal
-
Anak Kecanduan Medsos? Menteri Meutya Usul Larangan HP di Sekolah, Setuju?
-
Fadli Zon Ungkap Fakta 'Perkosaan Massal' Mei 1998
-
Viral Parkir Bandara Sultan Hasanuddin Rp100 Ribu Dijaga Anggota TNI, Ini Penjelasan Angkasa Pura
-
Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga