Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 05 April 2022 | 14:17 WIB
Promotor dokter Terawan di Kampus Unhas Prof dr Irawan Yusuf saat wawancara dengan wartawan Tahun 2018 [SuaraSulsel.id/Berita Satu TV]

Ishaq mengatakan, harusnya IDI bisa membuktikan bahwa para pembimbing Terawan mendapat tekanan. Saat melakukan uji disertasi tersebut. Sekaligus menyebut siapa nama pihak yang menekan.

Sebelumnya, anggota MKEK IDI, Rianto Setiabudy yakin para pembimbing Terawan di Universitas Hasanuddin sebenarnya tahu ada kekurangan dari terapi "cuci otak" tersebut. Namun, mereka diam karena ditekan oleh pihak eksternal.

"Sebetulnya mereka tahu sejak semula weakness ini, cuma mereka terpaksa mengiyakannya. Karena konon ada tekanan eksternal," ujar Rianto.

MKEK sendiri sudah merekomendasikan agar Terawan diberhentikan dari IDI. Terapi cuci otak jadi penyebabnya.

Baca Juga: Memanas! Universitas Hasanuddin Minta MKEK IDI Buktikan Tuduhan Terkait Disertasi Dokter Terawan

Kata Rianto, terapi cuci otak Terawan punya kelemahan secara substansial. Metode Intra-Arterial Heparin Flushing (IAHF) yang digunakan merupakan modifikasi Digital Subtraction Angiography (DSA).

Salah satu kekurangannya adalah metode DSA Terawan menggunakan heparin. Caranya, memasukkan kateter dari suatu pembuluh darah di paha sampai ke otak dan akan dilepaskan ke kontras otak.

Kontributor: Lorensia Clara Tambing

Load More