SuaraSulsel.id - Kondisi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah belum tenang. Meski kepolisian telah melepas 59 warga penolak proyek tambang emas. Aparat disebut masih bersiaga di kawasan tersebut.
Situasi panas di Parigi Moutong terjadi karena pemerintah memaksakan proyek tambang emas. Tanpa konsultasi dan persetujuan masyarakat lokal. Satu orang bahkan dinyatakan meninggal dunia karena tertembak timah panas di bagian dada yang diduga dilakukan oleh polisi.
Senin, 14 February 2022, salah satu kepala desa yang enggan disebut namanya mengaku mendapat pesan misterius. Berisi ancaman dari orang yang tak dikenal. Akhir-akhir ini, kepala desa tersebut memang getol melakukan aksi penolakan dengan masyarakat sekitar.
"Saya mendapat pesan singkat disuruh hati-hati tadi malam. Saya tidak kenal nomornya makanya saya tidak respon," ujarnya kepada SuaraSulsel.id, Senin 14 Februari 2022.
Kepala Desa itu mengatakan ikut langsung bersama masyarakat pada aksi unjung rasa yang digelar pada Sabtu 12 Februari 2022. Mereka memblokade jalan trans Sulawesi sebagai aksi protes terhadap Pemprov Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, aksi serupa juga sempat dilakukan pada 7 Februrari lalu. Masyarakat menuntut agar Gubernur Sulawesi Tengah bisa membatalkan izin usaha PT Trio Kencana untuk tambang emas.
"Tapi saat itu yang temui kami hanya staf ahli Gubernur. Masyarakat dijanji langsung untuk ketemu Gubernur pada hari Sabtu, ternyata Gubernur tidak keluar-keluar sehingga adalah rasa kecewa," tukasnya.
Ia mengaku ada puluhan kepala desa yang turut menolak pengoperasian tambang tersebut. Tak hanya dirinya. Mereka khawatir karena limbahnya merusak pertanian warga.
"Tapi saya tidak tahu apakah mereka juga mendapat pesan hati-hati atau bagaimana. Saya tidak tanya sampai sejauh ini," bebernya.
Narahubung Jaringan Advokasi Tambang Sulawesi Tengah (Jatam Sulteng) Melky Nahar mengaku pihaknya sudah mendapat laporan soal ancaman terhadap kepala desa di Kabupaten Parigi. Pihaknya dan LBH siap untuk mendampingi.
Berita Terkait
-
Tragedi Gunung Botak, 7 Penambang Emas Ilegal Tewas Tertimbun Longsor
-
Bikin Gubernur Kepo, Ini Arti Kata 'Jomet' yang Diucapkan Kades Wiwin Komalasari di Video Nasi Kotak
-
Menteri Trenggono Dicecar di DPR Gegara Kedes Pelaku Pagar Laut Didenda Rp48 M: Duitnya dari Mana Nih?
-
Kontroversi Kades Wiwin Komalasari: Dulu Demo Sambil Bawa Tas Mewah, Kini Hina Nasi Kotak
-
Bareskrim Polri Amankan Arsin Cs, Cegah Upaya Kabur dan Hilangkan Barang Bukti
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
Terkini
-
Cuti Lebaran Usai! ASN Sulsel Wajib Ngantor Besok, Nekat Libur? Ini Sanksinya!
-
Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram
-
Gelap Ruang Jiwa: Bisnis Aksesori Binaan BRI yang Ekspansi Global Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Batal Nikah Gegara Uang Panai? Rumah Calon Pengantin Pria di Jeneponto Hancur
-
Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok