Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 07 Februari 2022 | 14:36 WIB
Ilustrasi: Gus Miftah menjadi penceramah di Masjid Fatahillah, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019). (Suara.com/Fakhri)

SuaraSulsel.id - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyiapkan 146 mubaligh. Untuk diterjunkan ke sejumlah provinsi di Indonesia. Guna menyemarakkan bulan suci Ramadan 1443 Hijriah.

Ketua LP3AIK Unismuh Makassar, Samhi Muawwan Djamal MAg dalam keterangannya di Makassar, Senin menyatakan ratusan mubaligh itu telah menjalani pelatihan khusus sebelum diterjunkan ke sejumlah provinsi seperti Sulsel, Sulbar, Kalimantan Utara hingga Nusa Tenggara Timur.

Ratusan mubaligh berasal dari berbagai fakultas di lingkungan Unismuh itu diharapkan tetap perbanyak ilmu pengetahuan sebagai bekal terjun ke tengah masyarakat.

"Karena ketika menjadi seorang mubalig, bukan hanya berbicara tentang Islam, tetapi ada misi yang juga kita bawa yakni misi Muhammadiyah,” jelasnya.

Baca Juga: Riset: Pengguna TikTok Indonesia Antusias Sambut Bulan Ramadan

Muawwan juga mengingatkan agar mubalig berhati-hati dalam berdakwah, hindari perdebatan hanya karena perbedaan fikih. Apalagi merasa sudah dibekali dengan pemahaman tarjih yang mendalam, kemudian mendebat secara terbuka praktik fikih yang ada di masyarakat.

Muawwan mengingatkan peserta agar bersikap arif menghadapi perbedaan.

“Siapkan mental, ilmu pengetahuan, dan tidak kalah penting adalah bersabar dalam menghadapi persoalan-persoalan masyarakat,” jelasnya

Sementara itu Plh Rektor Unismuh Abd Rakhim Nanda menegaskan tablig merupakan perintah Allah sekaligus tugas kerisalahan,

Seperti termaktub dalam QS Al-Maidah 67, “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya.”

Baca Juga: Voice of Ramadan 2022 Siap Digelar, Sabyan Gambus Hingga Sulis Didapuk Jadi Mentor

Rakhim mengungkapkan, mubalig merupakan hirarki keenam dalam menjalankan tugas penyampai kerisalahan.

“Allah mengutus para nabi, setelah nabi meninggal dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin. Setelah itu Tabi’in, dan ulama hirarki kelima. Setelah ulama, ada mubalig,” urai Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel ini.

Ia melanjutkan, mubaligh yang menjadi peserta pelatihan tersebut menempati hirarki keenam sebagai penyampai risalah.

Tugas mubaligh, kata Rakhim, untuk menyampaikan kepada umat tanda-tanda keagungan Allah.

“Jadi kalau mau menyampaikan keagungan Allah, mubaligh harus menjadi bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, jangan kehadiran kita menjadi mengecilkan Allah dan Rasul-Nya,” tambahnya. (Antara)

Load More