Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 31 Desember 2021 | 15:14 WIB
Lima perempuan dari latar belakang berbeda. Menutup tahun 2021 dengan meluncurkan buku bersama di Aula Perpustakaan Multimedia Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Kamis, 30 Desember 2021 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Acara peluncuran buku bersama ini menghadirkan narasumber Yulianti Tanyadji, co-owner Mama Cafe, dan Madia S Naura, konsultan naskah dan penulis, dengan moderator Hardianti.

Peluncuran buku ditandai dengan penyerahan buku oleh masing-masing penulis kepada Kepala UPT Perpustakaan, Abdul Hadi, yang mewakili Kepala DPK Provinsi Sulawesi Selatan, Mohammad Hasan Sijaya.

Kepala DPK Provinsi Sulawesi Selatan, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala UPT Perpustakaan, Abdul Hadi, mengapresiasi atas hadirnya kelima buku tersebut. Disampaikan upaya menarik minat orang untuk membaca harus terus dilakukan. Penerbitan buku dinilai sebagai salah satu cara mengalihkan perhatian agar orang tertarik baca buku.

Disampaikan, generasi muda yang cerdas dan unggul perlu diperbiasakan untuk membaca dan ke perpustakaan. Upaya itu bukan hanya jadi tanggung jawab perpustakaan tapi juga semua pemangku kepentingan. Para penulis yang melahirkan buku, pada hari ini, akan jadi contoh bagi perempuan dan komunitas-komunitas lainnya dalam menumbuhkan budaya baca dan gerakan literasi.

Baca Juga: Selama 3 Tahun Ini Kasus Kekerasan Pada Perempuan dan Anak di Sidoarjo Turun

Yulianti Tanyadji, mengungkapkan, setelah dia kenal lebih dekat dengan Bunda Rahmi, dia makin tahu secara personal. Dia mengaku tersentuh dengan kejujuran beliau. Bunda Rahmi, misalnya membuka diri dengan tetangga, sering ngobrol dan bahkan menyediakan sebagian ruang rumahnya untuk PAUD.

Selain itu, ada banyak nilai yang ditanamkan Bunda Rahmi ke anak-anaknya untuk menghargai perempuan. Khusus dalam buku "Kuntum Mawar", ada 3 hal yang bisa dipetik dari buku tersebut. Yakni, prinsip hidup, hubungan keluarga, dan keinginan untuk membangun lingkungan.

Madia S Naura, menilai ciri seorang Duta Baca ada pada diri Kiky yang mampu menyampaikan gagasan dengan baik, tanpa terburu-buru. Terkait Bunda Rahmi, dia mengapresiasi seorang perempuan politisi yang menulis buku. Menurutnya, bila perempuan mampu mengelola 20.000 katanya setiap hari maka akan jadi buku.

"Perempuan yang melahirkan buku, berarti punya keinginan besar untuk berbagi kepada perempuan lain," kata penulis buku anak Pung Julung-julung itu.

Baca Juga: Waspada Pelecehan Seksual, Jangan Ragu Melaporkan ke Call Center Berikut Ini!

Load More