Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 26 Oktober 2021 | 12:20 WIB
Mesin ATM Beras milik Pemprov Sulsel dibiarkan terbengkalai di gudang Kantor Gubernur Sulsel [SuaraSulsel.id / Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Program Anjungan Tunai Mandiri Beras atau ATM Beras Pemprov Sulsel tidak berjalan maksimal. Satu mesin ATM dibiarkan terbengkalai di gudang Kantor Gubernur Sulsel.

Padahal harga satu unit mesin itu menelan anggaran Rp48 juta. Mesin ATM Beras tersebut didatangkan langsung dari Bandung, Jawa Barat. Pemprov Sulsel membelinya empat unit pada tahun 2019.

Pengadaan mesin ATM Beras itu atas permintaan Andi Sudirman Sulaiman yang kala itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulsel. Diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu yang terdata di Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.

Andi Sudirman bahkan mengunjungi percontohan ATM Beras di Jakarta Pusat untuk ditiru kala itu. Ia menginginkan agar ATM beras juga bisa terealisasi di Sulsel.

Baca Juga: Bukan Bonus dan Penghargaan, Atlet Futsal Sulsel di PON Papua Malah Dapat Sanksi Berat

Masyarakat kemudian diberikan kartu seperti ATM yang bisa digunakan untuk mengambil beras. Kriteria penerima kartu tersebut mengacu pada masyarakat yang masuk dalam daftar Program Keluarga Harapan (PKH).

Selain untuk menyalurkan beras bagi masyarakat kurang mampu, ATM Beras tersebut juga bisa menampung beras dari masyarakat yang ingin berkontribusi. Satu mesin itu bisa menampung hingga 200 Kg beras.

Pelaksana Tugas Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulsel Hasyim mengaku mesin ATM Beras tersebut sudah rusak. Namun pihaknya belum menganggarkan untuk perbaikan.

"Yang satu itu sudah rusak. Yang tiga masih beroperasi di Kantor Samsat Mappanyuki dan Sudiang. Satu kita taruh di masjid," ujar Hasyim saat dikonfirmasi, Selasa, 26 Oktober 2021.

Namun, salah satu pegawai di Kantor Samsat Sudiang mengaku ATM Beras sudah lama tidak beroperasi. Berasnya tidak pernah terisi.

Baca Juga: Pembangunan Jembatan Lanrange, Plt Gubernur Sulsel: Bisa Tingkatkan Ekonomi Warga

"Sudah lama tidak terpakai. Tidak ada berasnya. Kayaknya cuma dua bulan dulu jalan," ungkapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More