Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 19 Oktober 2021 | 10:44 WIB
Ilustrasi pemerkosaan

SuaraSulsel.id - Korban pemerkosaan di Padang Sappa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan akhirnya berani melapor ke polisi. Setelah menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang terdekatnya.

Pelaku adalah menantu yang awalnya diharapkan menjadi pelindung dan penjaga. Namun yang terjadi malah sebaliknya.

Mengutip terkini.id -- jaringan Suara.com, korban sudah berusia 72 tahun. Sudah melaporkan peristiwa ini Polda Sulsel. Korban didampingi anak melapor di Kota Makassar, Senin 18 Oktober 2021. Terlapor adalah AS. Suami dari anak korban.

Korban menceritakan awal kejadian kekerasan seksual itu sudah pernah terjadi satu tahun yang lalu. Tepatnya tahun 2020.

Baca Juga: Komnas Perempuan Desak Polisi Abaikan Laporan UU ITE Terduga Pelaku Cabul Luwu Timur

Terduga pelaku AS disebut meminta korban untuk memberikan rambut kemaluan. Alasan pelaku, rambut tersebut mau dijadikan obat. Sesuai anjuran paman pelaku yang berada di Malaysia. Namun korban menduga itu hanya karangan pelaku saja.

“Pertama itu, dia (pelaku) sama-sama saya, dia kasi tau ka ada mau saya minta sama kita ma’, saya bilang apa? dia bilang saya mau ambil bulu-bulu anu ta' (kelamin) satu, ada om ku suruh ka di Malaysia mau diambil obat. Terus saya bilang saya tidak mau itu harga diri saya. Coba yang lain-lainnya kau minta mungkin saya usahakan tapi itu harga diriku,” cerita korban di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Senin 18 Oktober 2021.

Terjadi Hal Aneh

Tidak lama setelah pelaku meminta rambut kemaluan, korban mengaku tiba-tiba merasa terjadi hal aneh. Sekitar kemaluan korban terasa gatal terus menerus.

Korban lantas menceritakan kejadian yang dialami kepada anaknya. Isteri dari pelaku.

Baca Juga: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Usut Tuntas Kasus Pemerkosaan 3 Anak di Luwu Timur

Mendengar keluhan tersebut, korban langsung dibawa berobat ke dokter spesialis di Kota Palopo.

“Dia bawa maka ke dokter. Dia bilang (dokter) tidak ji, hanya anu (alergi) ini, terus dia (dokter) kasi ma obat, di Rumah Sakit Palopo (RSUD Sawerigading),” ungkap korban.

Pelaku Datang ke Rumah Korban

Pulang dari rumah sakit dengan jarak tempuh kira-kira 30 menit. Pelaku bersama isterinya menawarkan obat alternatif minyak kutus-kutus pada korban.

“Singgah ini anakku bersama dia (pelaku) di Padang Sappa bawakan ka obat, minyak kutus-kutus. Dia bilang ini oleskan ma, saya simpan mi itu minyak kutus-kutus,” sebutnya.

Setelah memberikan obat kutus-kutus, pelaku dan isterinya pulang ke rumahnya di Belopa. Tapi tidak disangka, AS tiba-tiba kembali muncul di rumah korban.

Saat itu rumah dalam keadaan kosong. Cucu yang ia temani tinggal sedang berada di luar rumah.

Melihat rumah yang sepi dan hanya ada korban, pelaku disebut langsung melancarkan aksi bejatnya. Memaksa korban berbaring dan mengoleskan minyak kutus-kutus pemberiannya itu di area kelamin korban.

“Dia paksa kasi tidur ka, baru dia oles-oles (minyak), baru dia kasi masuk itu tangannya. Tidur maka, dia kasi masuk tangannya, dia bilang oh ini mi penyakitnya di dalam,” kata korban menceritakan peristiwa mengerikan yang dialaminya.

“Tidak lama dia (pelaku) pegang punyanya (kelamin), terus saya bangun, karena dia bilang ku anu ki (setubuhi),” tambahnya.

Korban yang mengaku kaget langsung lari menjauhi korban menuju ruang belakang rumahnya. AS disebut mengikuti korban dan memaksa korban untuk memegang kelamin HA.

“Cari ma bantuan, saya bilang kalau bukan isteri ta, jangan coba-coba (dipegang) karena itu laki-laki cepat terangsang,” ujarnya.

Waktu berlalu, korban mengaku masih enggan melaporkan pelaku ke polisi. Juga pada anaknya atas peristiwa yang dialaminya.

Korban Diperkosa

Menurut korban, pelaku sempat datang dan meminta maaf serta mengakui kesalahannya. Tepatnya di hari lebaran tahun 2021 ini.

“Habis lebaran (tahun 2021) datang minta maaf. Saya bilang saya maaf kan ko yang penting tidak kau ulangi lagi perbuatanmu, karena saya ibumu yang melahirkan istrimu. Kau ji yang saya harap mau lindungi ka. Karena anakku laki-laki tidak ada di sini, baru kau kasi begitu ka,” sebutnya.

Disangka AS sudah bertobat, sekitar bulan September 2021 ia kembali mendatangi rumah korban seorang diri.

Saat itu, rumah korban lagi dalam keadaan sepi. Hanya ada dia seorang diri. Pelaku yang disebut memang memiliki niat jahat, langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu depan.

Terus menuju pintu belakang untuk ikut dikunci, namun korban melarang mengingat waktu itu masih siang.

“Baru ku bilang begitu (jangan dikunci) langsung dia pegang anuku (badan) dari belakang. Saya bilang sakit ka kasian, kenapa kau kasi begitu ka?,” ucap korban yang saat itu mengaku mencoba melawan pelaku.

“Sudah itu, dia kasi turun celanaku, untung saya pake dalaman. Saya lari buka pintu langsung ada cucuku yang bungsu datang, dia (pelaku) lari pergi,” terangnya.

Atas kejadian itu, korban mengaku sangat sedih dan terpukul. Sehingga ia memberanikan diri menceritakan kejadian yang dialaminya pada anaknya yang ada di Makassar.

“Saya panggil ke Makassar, baru saya melapor ke Polda,” ungkap anak laki-laki korban yang terus mendampingi ibunya.

Load More