SuaraSulsel.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pengurus Wilayah Provinsi Gorontalo merespons laporan dugaan malpraktik di Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo.
Ketua IDI Provinsi Gorontalo dr. Irianto Dunda, mengatakan organisasi yang menaungi para dokter itu telah meminta Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Untuk memproses lebih lanjut sesuai ketentuan.
Mengutip gopos.id -- jaringan Suara.com, Irianto mengatakan, IDI sudah meminta keterangan terkait dugaan malpraktik. Dengan menggelar rapat koordinasi yang melibatkan banyak pihak. Antara lain IDI Cabang Gorontalo, Perhimpunan Dokter Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Perhimpunan Dokter Bedah Indonesia, serta jajaran Direktur dan Komite Medik Rumah Sakit terkait.
“Rapat koordinasi juga ikut dihadiri ketiga orang dokter yang melakukan operasi pada pasien tersebut,” ujar Irianto Dunda.
Dokter spesialis syaraf itu menegaskan, tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan diantara dokter yang menangani pasien. Hal itu didasarkan pada klarifikasi dan konfirmasi kepada sejumlah dokter yang disebutkan menangani pasien.
Oleh karena itu, Irianto Dunda, menekankan agar masyarakat tidak ikut menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan atau kelompok masyarakat tertentu.
“IDI meminta kepada sejumlah pihak untuk menahan diri untuk tidak menjustifikasi tindakan yang dilakukan oleh dokter termasuk dugan malpraktik dan lebih mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Sebelum ada keputusan resmi dari MKEK IDI,” ujar Irianto Dunda.
Korban meninggal dunia
Kasus ini terungkap Jumat (15/10/2021). Setelah pasien yang menjadi korban dugaan malaraktik tersebut meninggal dunia. Pasien berinisial MA sempat mendapat perawatan dan menjalani operasi di Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo.
Baca Juga: Razia Kartu Vaksin Covid-19 di Gorontalo
Namun operasi tersebut diduga gagal. Kemudian pasien dipaksa keluar rumah sakit. Membuat korban kritis dan meninggal dunia.
Suami korban YH, kepada gopos.id -- jaringan Suara.com membeberkan kronologi perawatan medis korban. Selama dirawat di Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo.
Kamis tanggal 16 September 2021, YH bersama korban melakukan konsultasi ke salah satu dokter spesialis kandungan di Kota Gorontalo.
Korban menyampaikan keluhan yang ia rasa berupa haid kurang lancar, dan rasa nyeri di bagian perut.
Selanjutnya oknum dokter tersebut mendiagnosa pasien memiliki kista berukuran 5,0 dan dan Miom berukuran 9,8 atau berukuran sebesar kepala bayi.
Setelah mendengar hasil diagnosa tersebut, YH dan korban menanyakan upaya untuk menyembuhkannya? Oleh dokter spesialis obgyn itu, dijelaskan bahwa kondisi korban tidak akan sembuh. Walaupun sudah minum obat yang banyak. Solusinya operasi untuk mengangkat kista dan miom tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
Terkini
-
Krisis Lini Depan PSM Makassar: Mampukah Pelatih Baru Jadi Penyelamat?
-
Tomas Trucha: Saya Bukan Klopp!
-
Viral Anak Tidak Mampu Bayar Ijazah, Kadis Pendidikan Makassar: Lapor, Kami Akan Bantu Segera!
-
LPSK Turun Tangan! Keluarga Korban Pembakaran DPRD Makassar Dapat Perlindungan
-
Menyamar jadi TNI AL, Napi Peras Korban Ratusan Juta dari Dalam Sel