SuaraSulsel.id - PT Perkebunan Nusantara XIV Unit Keera-Maroangin tahun ini merencanakan ekstensifikasi kebun kelapa sawit seluas 200 ha.
Hal ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan areal tanam kelapa sawit dan optimalisasi aset (lahan HGU) yang belum digarap. Areal Kebun Maroangin sempat tidur beberapa tahun. Dimana sebelumnya pernah dibudidayakan tanaman ubi kayu sebagai pasok bahan baku pabrik tepung tapioka.
Industri kelapa sawit nasional saat ini disebut berkontribusi menciptakan lapangan kerja kepada lebih dari 16 juta orang. Bahkan komoditas sawit memberi kontribusi devisa negara terbesar ekspor non migas. Dengan menyumbang 15,6 persen dari total ekspor non migas pada tahun 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya di ‘Seremoni Keberhasilan Uji Terbang CN235 Menggunakan Bahan Bakar Bioavtur 2,4%’ beberapa hari lalu, mengungkapkan keunggulan kelapa sawit dibanding komoditi pesaing minyak nabati lainnya.
Baca Juga: Perusahaan di Siak Diduga Manipulasi Data dan Alihkan HGU Jadi Kebun Sawit
Ia mengatakan bahwa untuk menghasilkan 1 ton minyak sawit hanya membutuhkan lahan 0,3 ha, sementara rapeseed oil butuh lahan seluas 1,3 ha, sunflower oil seluas 1,5 ha dan soybean oil seluas 2,2 ha.
Mengingat prospek pasar secara global yang cukup cerah, PTPN XIV Unit Keera-Maroangin terus melakukan upaya pengembangan dan optimalisasi aset Hak Guna Usaha (HGU), diantaranya dengan memanfaatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Kebun Keera-Maroangin telah melakukan persiapan dalam rangka pembukaan lahan seperti, melakukan survei, pengukuran dan pemetaan areal yang dikelola atau dibuka.
Segi sosial terus dilakukan sosialisasi dengan pendekatan secara persuasif kepada pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar dan juga melakukan pengajuan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berdasarkan surat rekomendasi Pemda setempat.
Selain itu, pihak unit Keera-Marongin juga telah mempersiapkan bibit siap tanam untuk menyokong perluasan tanam di areal baru seluas 200 Ha. Hingga saat ini, pihak unit kebun Keera-Maroangin masih berupaya untuk menyelesaikan dokumen-dokumen pendukung dan persiapan lainnya agar dapat direalisasikan secepatnya.
Baca Juga: Harga Minyak Sawit Mentah Terus Naik, Dampak Permintaan Tinggi Pasar
Segala bentuk antisipasi untuk menghindari terjadinya konflik tetap dilaksanakan dengan melakukan pendekatan persuasif ke masyarakat, terutama ke masyarakat yang menggarap lahan di areal Kebun Maroangin.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
106 Koperasi Merah Putih Segera Beroperasi di Sidrap
-
Desa BRILiaN Merapi Buktikan Sinergi Alam dan Agrikultur Bisa Dorong Ekonomi Desa
-
Saldo DANA Kaget Ratusan Ribu di Akhir Pekan, Cepat Klaim!
-
Mengenal Eigendom Verponding: Warisan Kolonial Belanda yang Masih Menjadi Masalah
-
Negara ke Mana? Ribuan Warga Makassar Terancam Digusur Karena Dokumen Belanda