Dari lima faktor psikologis yang diteliti, semua terkonfirmasi menjadi faktor psikologis yang menentukan perilaku membuang makanan pada generasi Z di Kota Makassar.
"Namun, setelah diurutkan kelima faktor ini yang paling menentukan adalah norma subjektif,"
Lebih lanjut, Lidya menambahkan bahwa karya ilmiah ini berupaya untuk mengangkat topik yang masih cukup jarang dibicarakan dalam ranah ilmiah. Khususnya di Indonesia. Namun sangat dekat dengan keseharian kita.
Karya ilmiah ini sebagai pembuka jalan dan mengenalkan isu makanan terbuang kepada masyarakat agar lebih menyadari persoalan makanan tersebut.
Lidya menambahkan, alasan dirinya termotivasi untuk mengikuti Temu Ilmiah Nasional IPS X 2021 ini karena adanya dorongan dari para dosen. Selain itu juga adanya dorongan dalam diri untuk mencoba pengalaman mengikuti forum nasional dan belajar di forum penelitian yang berhubungan dengan keilmuan psikologi dan persoalan lingkungan.
Baca Juga: Pemerintah Kota Makassar Kirim Tim Bantu Penanganan Bencana di Kabupaten Luwu
“Penelitian ini merupakan karya tugas akhir skripsi sarjana saya, dengan dibimbing oleh Bapak Ichlas Nanang Afandi dan Ibu Triani Arfah dan merupakan hasil diskusi bersama. Nah, untuk persiapan ke forum Temilnas ini, saya kemudian bersama Ibu Triani Arfah berada dalam satu tim," kata Lidya.
Dalam prosesnya lebih banyak dalam penyusunan penelitian sendiri, mulai dari proposal, kemudian pengambilan data kepada 1000 subjek dengan metode kuantitatif, hingga pada proses menganalisis hasil dan pembuatan laporan akhir.
Lidya Fitri Ramadhani mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin berhasil meraih prestasi membanggakan.
Lidya Fitri Ramadhani, mahasiswa angkatan 2016 meraih Best Paper dalam Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial X 2021.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI dan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, yang mengusung tema “Kontribusi Psikologi Sosial dalam Masalah Lingkungan: Proteksi, Konservasi dan Kualitas Interaksi Sosial”.
Baca Juga: Studi: Aktivitas Fisik Sedang Hingga Berat 3 Kali Lebih Bermanfaat daripada Jalan Santai
Lidya berharap Karya ilmiah ini dapat diterbitkam menjadi artikel di jurnal, sehingga akan lebih banyak yang dapat mengakses. Apalagi di Makassar dan di Indonesia pada umumnya, sisa makanan adalah komposisi sampah yang paling banyak mendominasi dan masuk ke TPA yang tentu akan membawa persoalan baru.
Berita Terkait
-
Moncongbulo FC Makassar Resmi Mundur dari Futsal Nation Cup 2025
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
-
Predator Anak di Makassar Ditangkap! Polisi Temukan Bukti Mengerikan
-
Demi Lolos Macet, Pengendara di Makassar Bikin Wali Kota Naik Pitam!
-
Viral! Banyak Pengendara Lawan Arah, Wali Kota Makassar Marah-marah
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Lokasi Judi Sabung Ayam di Kabupaten Gowa Dibakar
-
Wakil Presiden yang Tegur Menteri Pertanian Amran Sulaiman: Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin
-
Wagub Sulsel Kagum! PT Vale Buktikan Tambang Bisa Jadi Penjaga Bumi
-
BRI Dukung Batik Tulis Lokal Lamongan Menjangkau Pasar Global
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan