SuaraSulsel.id - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan kesiapan Indonesia untuk menjadi pusat atau hub produksi vaksin COVID-19 di kawasan Asia-Pasifik.
Pernyataan itu disampaikan Menlu RI dalam pertemuan Dewan Aliansi Vaksin Gavi dengan para ketua bersama COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group, di mana Indonesia mengangkat isu kendala ketersediaan pasokan vaksin.
“Produsen vaksin harus mampu meningkatkan kapasitas produksinya dan sudah saatnya negara berkembang dimasukkan dalam rantai pasokan vaksin global,” kata Menlu Retno ketika menyampaikan pernyataan pers secara daring pada Rabu 29 September 2021.
Meningkatkan produksi atau pasokan vaksin dianggap sebagai salah satu upaya penting. Untuk memenuhi target vaksinasi 70 persen penduduk dunia pada pertengahan 2022.
Baca Juga: Rights Issue BBRI Habis Diserap Investor Bahkan Over Subscribed 1,53 Persen
Untuk mencapai target tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa dunia membutuhkan sedikitnya 11 miliar dosis vaksin COVID-19.
“Pada saat kita bicara mengenai rantai pasokan vaksin, saya sebutkan bahwa pembentukan pusat manufaktur vaksin mRNA yang sudah dilakukan di Afrika Selatan harusnya direplikasi di wilayah lain untuk mempercepat peningkatan produksi vaksin,” kata Menlu Retno.
Selain melalui peningkatan produksi, Indonesia juga terus mendorong mekanisme berbagi dosis vaksin (dose-sharing) dari negara yang memiliki kelebihan dosis vaksin kepada negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dalam hal ini, Menlu RI sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC EG menekankan pentingnya negara yang memiliki kelebihan dosis vaksin untuk berbagi dosisnya secara lebih transparan, menyampaikan waktu pengiriman, dan menghindari berbagi dosis vaksin yang sudah akan habis masa berlakunya.
Isu lain yang disoroti Indonesia dalam pertemuan interaktif antara Dewan Gavi dengan para ketua AMC EG adalah tentang diskriminasi vaksin.
Baca Juga: Ini Susunan Tim Bulu Tangkis Indonesia vs Denmark di Piala Sudirman 2021
Kekhawatiran mengenai tren diskriminasi vaksin disuarakan oleh Menlu RI, menyusul larangan masuk yang diberlakukan oleh beberapa negara terhadap pelaku perjalanan lintas batas meskipun mereka telah divaksin dengan jenis yang mendapat izin penggunaan darurat dari WHO.
Ada pula negara yang mengizinkan warga negara asing masuk ke wilayahnya. Asalkan telah mendapatkan suntikan penguat (booster) vaksin yang diakui oleh otoritas mereka.
“Dalam pertemuan itu saya meminta agar WHO, Gavi, COVAX Facility melakukan joint effort (upaya bersama) untuk mencegah diskriminasi vaksin ini terus terjadi. Dewan Gavi juga sangat mengkhawatirkan diskriminasi ini dan akan berupaya untuk menangani bersama dengan WHO,” tutur Menlu Retno.
Pertemuan Dewan Gavi dan para ketua COVAX AMC EG dilakukan secara virtual untuk memberi masukan kepada Dewan Gavi dalam menyusun strategi selanjutnya agar dapat lebih menjawab tantangan negara anggota COVAX. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex
-
Selvi Ananda Dua Kali Salah: Sulawesi Disebut Sumatera, Ini Reaksi Hadirin
-
Dari Lomba Masak Jadi Jutawan: Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga Ubah Kelor Jadi Cuan
-
20 Orang Jaga Sapi Kurban Presiden Prabowo! Ini Alasan Juventus Jadi Pilihan Istimewa