SuaraSulsel.id - Warga Desa Pangadaran, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, masih terisolir. Akibat longsor yang menimbun sejumlah titik ruas jalan ke Desa Pangandaran.
Kepala Desa Pangandaran, Herianto kepada pojokcelebes.com -- jaringan Suara.com mengatakan, saat ini akses jalan masuk ke desanya sangat memprihatinkan. Karena masih tertutup material longsor. Sehingga warga harus berjalan kaki belasan kilometer. Untuk mendapatkan kebutuhan sehari–hari.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan, jalan kaki saja sangat sulit dilewati akses jalan yang tertimbun longsor. Warga harus menempuh perjalanan belasan kilometer kalau mau masuk ke desa kami atau keluar,” katanya.
Dia mengaku, jika kondisi ini berlangsung lama, takutnya persediaan kebutuhan masyarakat akan semakin menipis. Terutama bahan makanan seperti beras. BBM juga mulai langka.
”Kapan akses jalan tidak cepat dikerja, warga terpaksa makan ubi karena memang saat ini susah. Ketersediaan BBM juga sudah sangat kurang sebagai sumber penggerak mesin pabrik padi warga. Harga BBM di desa kami, sudah mencapai 16 Ribu per liter. Itupun kalau ada,” ungkapnya.
Mitting warga desa, kepada pojokcelebes.com, menyebutkan banyaknya titik longsor yang menimbun badan jalan. Sehingga mempersulit warga keluar masuk dengan menggunakan kendaraan roda dua. Saat ini, warga yang mencari kebutuhan pokok harus rela berjalan kaki sejauh 13 kilometer. Melewati longsoran material yang menutupi badan jalan yang sangat sulit dilewati.
”Warga yang keluar mencari kebutuhan harus berjalan kaki sejauh 13 Kilometer, melewati jalur yang masih tertimbun longsoran,” kata Mitting.
Mitting mengaku untuk membersihkan material longsor yang menutupi badan jalan, butuh waktu lama. Karena titik longsoran banyak.
“Kalau cuma satu alat berat yang kerja akan memakan waktu cukup lama. Apalagi alatnya sering mengalami kerusakan. Jalan ini, cuman satu – satunya akses paling dekat yang menghubungkan Desa Burana dan ke Kecamatan Tabulahan,” pungkas Mitting.
Baca Juga: Selain Banjir, Masyarakat Balikpapan Perlu Waspadai Resiko Pohon Tumbang dan Longsor
Bupati Mamasa Ramlan Badawi mengatakan, alat berat sudah diterjunkan sebanyak dua unit. Empat hari yang lalu sudah bekerja. Namun butuh waktu untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor. Karena panjang longsoran 5 kilometer.
"Alat berat kami sudah bekerja dan sudah lewat mi jembatan gantung. Tapi harus bersabar karena panjang titik longsor,” katanya.
”Bantuan juga tetap masuk, kita berusaha bagaimana jalan tersebut bisa secepatnya terbuka. Sehingga roda ekonomi bisa berjalan,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
5 Ide Liburan Keluarga Anti Bosan Dekat Makassar Sambut Akhir Tahun
-
WNA Asal Filipina Menyamar Sebagai Warga Negara Indonesia di Palu
-
Pelindo Regional 4 Siap Hadapi Lonjakan Arus Penumpang, Kapal, dan Barang
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel