SuaraSulsel.id - Mantan Anggota TNI Ruslan Buton mengaku sangat emosi dan terhina. Saat mendengar Anggota TNI yang sedang bertugas di pos pengamanan mau dipotong atau digorok lehernya oleh kelompok kriminal.
Hal ini terjadi saat Ruslan Buton masih aktif menjadi Anggota TNI. Menjadi Komandan Kompi Satgas Operasi Pengamanan Daerah Rawan Konflik di Maluku Utara.
Dalam wawancara di Kanal Youtube Refly Harun. Ruslan Buton menceritakan kasus terbunuhnya warga bernama La Gode. Warga di Pulau Taliabo Maluku Utara yang disebut sudah sangat meresahkan. Karena banyaknya aksi kriminal yang dilakukan.
Ruslan Buton mengaku salah karena menghilangkan nyawa La Gode. Sehingga harus dipecat dari TNI. Tapi Ruslan Buton mengklarifikasi. Bahwa warga yang dia bunuh bukan petani atau warga biasa. Tapi pelaku kriminal yang sering meresahkan warga. Korban juga disebut pernah membunuh orang saat mencuri.
Baca Juga: 300 Petugas TNI dan Polri Jaga Lokasi Perusakan Tempat Ibadah Ahmadiyah di Sintang
Peristiwa terjadi Oktober 2017. Anggota TNI yang terlibat saat menganiaya La Gode 11 orang. Termasuk Ruslan Buton. Sebagai komandan.
Ruslan Buton menjelaskan kronologis penganiayaan. Saat itu Anggota Polisi datang ke Pos TNI. Membawa La Gode dan dua orang temannya yang disebut sudah sangat meresahkan. Polisi meminta TNI agar membina La Gode dan rekannya.
"Satu minggu kami bina di pos," kata Ruslan
Sampai hari ketiga sudah dianggap saudara. Bahkan sudah dibelikan alat tangkap ikan. Dengan harapan setelah dibina mereka bisa berubah. Tidak lagi mencuri.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya. La Gode malah kabur. Dan melakukan kembali aksi kriminal. Mengajak temannya bernama La Gaga. Mengancam Anggota TNI di pos pengamanan.
Baca Juga: Anggota TNI Korban Penyerangan di Pos Koramil Akan Dimakamkan di Pangkep
Dalam wawancara bersama Refly Harun, agar anak buahnya tidak terlena bertugas di daerah yang dianggap aman. Ruslan Buton sudah membuat standar operasional prosedur atau SOP kepada anak buahnya.
SOP itu pun digunakan s aat anak buahnya yang jaga di pos TNI didatangi La Gode dengan memakai topeng ninja. Membawa parang panjang. Mengancam akan menggorok leher Anggota TNI yang sedang bertugas di pos.
"Dan sangat beruntung saya wajibkan anggota di Pos setiap jam wajib SMS tentang situasi kepada saya. Mau saya baca atau mau tidak nanti pagi saya lihat. Kalau waktunya lewat berarti tidur. Kalau tidak saya terapkan aturan seperti itu mereka terlena. Mungkin tergorok saat itu. Untung ada dua anggota tidak tidur melihat pergerakan di semak-semak lalu mengeluarkan tembakan. Kabur mereka," ungkap Ruslan Buton.
Tidak hanya itu, 3 malam berturut-turut La Gode melakukan aksi pencurian dan hampir tertangkap. Saat ditemukan mau kabur keluar pulau, polisi dan TNI pergi tangkap. Kemudian dibawa lagi ke pos.
Warga yang mendengar La Gode ditangkap pun berkumpul. Ingin melakukan aksi balas dendam. Tapi Ruslan Buton melarang warga main hakim sendiri. Biar petugas yang melakukan pembinaan.
Namun, Ruslan Buton mengaku khilaf. Emosi saat membayangkan anak buahnya mau digorok. Mau dipotong.
"Kalau itu yang terjadi. Saya tidak tahu mau laporan bagaimana kepada pimpinan saya. Tentara yang bertugas di daerah yang aman kok digorok. Itu sangat hina sekali bagi saya,"
"Saya ambil barbel kemudian tonjok mukanya. Hingga giginya rontok,"
Setelah diamankan di pos, jam 5 subuh ada laporan La Gode sudah tidak bernapas. Meninggal. "Di situ saya kaget. Tidak sangka (akan meninggal). Di situlah awal persoalan saya dipanggil Polisi Militer,"
"Waktu itu saya dimarahi komandan. Kamu perwira yang intinya tidak bertangung jawab. Perwira tapi otaknya tidak pantas disebut perwira. Saya bilang saya siap salah," ungkap Ruslan Buton.
Setelah masuk sidang militer, Ruslan Buton meminta kepada pengadilan agar semua kesalahan ditimpakan kepadanya selaku Komandan Kompi. Sehingga hanya dirinya yang dipecat dari kesatuan. Sementara anak buahnya yang lain hanya dihukum penjara. Tanpa ada pemecatan.
Berita Terkait
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
-
Selain Marselino Ferdinan, Ini 3 Selebrasi Ikonik Pemain Indonesia: Gaya Suster Ngesot
-
PDIP Ancam Lapor MK Jika TNI, Polri dan Pejabat Negara Tak Netral Pada Pilkada Banten 2024
-
Tragedi Deli Serdang: Saat Kepercayaan Publik Terhadap TNI Justru Dibalas Kekerasan
-
Miris! Ribuan Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Sinyal Pembenahan?
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Media Asing Soroti 9 Pemain Grade A Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
Terkini
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN
-
Lari Bareng di Bali Bisa Borong Hadiah Ratusan Juta
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik
-
Apakah Garmin Venu 3 Memiliki Layar Sentuh? Temukan Jawaban Beserta Fitur-Fitur yang Dimilikinya
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri