SuaraSulsel.id - Transformasi pembelajaran secara digital sudah menjadi tren dewasa ini. Di mata Prof Sumbangan Baja, transformasi digital di perguruan tinggi sudah seharusnya menjadi kebutuhan. Bagi civitas akademika kampus. Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang berdampak pada sistem pembelajaran.
Idealnya, perguruan tinggi harus benar-benar memahami problematika pendidikan saat ini.
“Perubahan di era digital sangat luar biasa. Sehingga diperlukan penyesuaian yang cepat. Perguruan tinggi harus menyadari ini dan perlu bergerak cepat untuk melakukan perubahan,” kata Sumbangan Baja.
Untuk menyesuaikan kondisi sekarang, sarana dan prasarana teknologi informasi menjadi sangat penting. Akan tetapi, lanjut Sumbangan Baja, transformasi digital dalam lingkup perguruan tinggi bukan hanya membangun infrastruktur.
Melainkan hal yang paling penting adalah mengubah mindset terlebih dahulu. Pemimpin pada perguruan tinggi harus peka melihat kebutuhan civitas akademika kampus.
“Tujuannya tentu untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa serta dosen dalam membangun lingkungan pembelajaran yang saling terhubung,” jelas Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur, Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Lebih jauh Sumbangan Baja memaparkan bagaimana mewujudkan sistem pembelajaran yang saling terhubung.
Caranya dengan menciptakan pengalaman belajar yang kolaboratif, interaktif, dan personalisasi.
“Transformasi digital perguruan tinggi adalah proses berkelanjutan. Maka inovasi harus dikedepankan dalam membangun lingkungan pembelajaran berbasis digital,” papar alumnus doktor Universitas Sydney, Australia ini.
Transformasi sendiri adalah proses perubahan yang terstruktur. Maka dari itu, perlu perencanaan dan konsep yang matang.
Baca Juga: Prof Jamaluddin Jompa Daftar Bakal Calon Rektor Unhas Hari Ini
Transformasi digital di perguruan tinggi mengacu pada strategi bagaimana menggunakan teknologi digital untuk kebutuhan proses belajar mengajar mahasiswa dan dosen.
Lebih dari itu, kata Sumbangan Baja, transformasi digital di perguruan tinggi adalah untuk menghasilkan layanan terbaik bagi mahasiswa, dosen, serta mitra kerja.
“Transformasi digital harus segera dilakukan. Karena teknologi semakin memanjakan mahasiswa yang memang tabiatnya selalu ingin bereksperimen pada hal-hal baru,” kata Sumbangan Baja.
Adanya pandemi Covid-19 mengharuskan semua institusi termasuk perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri.
Ini merupakan masa dimana perguruan tinggi harus berinovasi. Agar semakin kompetitif melalui transformasi digital. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) juga mempercepat transformasi digital melalui program Kampus Merdeka.
Sebagai contoh, Sumbangan Baja menjelaskan bahwa perguruan tinggi membuat website e-learning. Dalam platform website e-learning tersebut, diisi konten-konten pembelajaran yang disediakan sesuai kurikulum.
Untuk diketahui, saat ini Infrastruktur IT Unhas sudah diperluas dan diperkuat. Sistem aplikasi sudah dikembangkan, baik yang berbasis web dan juga yang dioperasionalkan internal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Cara Menukar Uang Baru Bank Indonesia Lewat Aplikasi PINTAR
-
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
-
PSM Makassar Tanpa Tavares: Siapa Ahmad Amiruddin, Pelatih Interim Juku Eja?
-
Gubernur Sulsel Wajibkan Program MBG Serap Pangan Lokal
-
Benteng Terakhir Runtuh: Saat Ayah Kandung dan Guru Jadi Predator Paling Keji di Makassar