SuaraSulsel.id - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dilaporkan terkena serangan siber. "Pemberitahuan tentang potensi pelanggaran serius telah dibuat oleh Komando Siber Departemen Pertahanan," tulis wartawan Fox News di Twitter, Sabtu (21/8/2021).
Belum jelas kapan pelanggaran itu ditemukan, namun diyakini telah terjadi beberapa pekan lalu, menurut cuitan wartawan itu.
Ia menambahkan bahwa misi Departemen Luar Negeri yang sedang berlangsung untuk mengevakuasi warga Amerika dan pengungsi sekutu dari Afghanistan "tidak terdampak."
Tanpa mengonfirmasi insiden apa pun, salah satu sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Departemen Luar Negeri tidak mengalami gangguan yang signifikan dan operasi mereka tidak terhambat dengan cara apa pun.
Baca Juga: Gunung di Bandung Ini Mirip Natural Bridge di Amerika Serikat
"Departemen serius bertanggung jawab untuk mengamankan informasi dan terus melakukan sejumlah langkah untuk memastikan informasi terlindungi. Demi alasan keamanan, kami tidak pada posisi untuk membahas karakteristik atau ruang lingkup dari dugaan insiden keamanan siber apa pun saat ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS melalui pernyataan.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan mundurnya Amerika Serikat, karena AS menginginkan adanya perang saudara antara Kelompok Taliban dengan tentara Afghanistan.
Namun usai tentara Amerika Serikat keluar dari Afghanistan, tentara Afghanistan justru tak berperang dengan Taliban.
"Maka yang terjadi sebenarnya Amerika mengharapkan ada perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan yang dilatih oleh Amerika dan Taliban. Kita tahu semua itu setelah Amerika mau pergi, Taliban maju, tentara-tentara pemerintah tidak ada yang melawan, semua tidak mau perang saudara," ujar JK dalam diskusi secara virtual bertema " Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia, Sabtu (21/8/2021).
JK menuturkan bahwa yang hebat bukanlah milisi Taliban, melainkan mundurnya tentara Afghanistan. Sehingga tidak terjadi perang saudara di Afghanistan.
Baca Juga: Daftar Negara yang Menerima Pengungsi Afghanistan, Bagaimana Indonesia?
Berita Terkait
-
Houthi: AS Dukung Israel Serang Lebanon dan Hizbullah
-
Putin Khawatirkan Keselamatan Trump, Sebut Kampanye Pilpres AS Menjijikkan
-
Jenderal Iran Tewas di Suriah, Teheran Tuding Israel dan AS Dalang Serangan
-
Ingin Selesaikan Konflik Rusia-Ukraina, Donald Trump Tunjuk Jenderal Keith Kellogg
-
Bakal Hancurkan Hamas? JoeBiden Sepakat Jual Senjata Rp10,7 Triliun ke Israel
Tag
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
Terkini
-
Beda Perlakuan Unhas ke Dosen Pelaku Pelecehan Seksual dan Mahasiswa Pesta Miras
-
Progam Special BRIguna, Suku Bunga Mulai dari 8,129% dan Diskon biaya Provisi 50%
-
Berani Jujur! 3 Kepala KUA di Takalar Kembalikan Uang Gratifikasi dari Calon Pengantin
-
Kalah Pilkada 2024 Tidak Boleh Langsung Menggugat ke MK, Ini Aturannya
-
Unggul Versi Quick Count, Sudirman: Jangan Bereuforia!