Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 12 Agustus 2021 | 08:47 WIB
Ilustrasi : Pekerja menyortir paket obat COVID-19 di gerai ekspedisi pengiriman barang SiCepat di Jalan K.S Tubun, Petamburan, Jakarta, Sabtu (17/7/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraSulsel.id - Ketua Umum Inovator 4.0 yang juga politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengatakan, Indonesia harus mengimpor obat Covid-19 yang ditemukan Israel. Jika terbukti benar mampu menyembuhkan warga yang terpapar Covid-19.

"Jika memang terbukti benar, Indonesia harus mengimpornya," ujar Budiman Sudjatmiko melalui akun Twitternya, Rabu (11/8/2021).

Israel mengklaim telah menemukan kandidat obat untuk pasien COVID-19. Dari hasil uji coba yang dilakukan, obat tersebut mampu menyembuhkan hingga 93 persen pasien yang dirawat di rumah sakit. pasien diklaim bisa pulih hanya dalam lima hari.

Menurut The Jerusalem Post yang dilansir Science Times, uji coba Fase II untuk obat yang ditemukan peneliti Israel tersebut telah diberikan kepada sekitar 29 dari 30 pasien dengan kondisi sedang hingga parah.

Baca Juga: Mengenal Azmi Nassar, Orang Israel yang Pernah Melatih Timnas Palestina

Mengutip telisik.id, pasien dinyatakan pulih dari penyakit setelah beberapa hari.

Sekitar 93 persen dari 90 pasien dengan COVID-19 parah yang dirawat di berbagai rumah sakit Yunani juga diberikan obat dari Israel yang dikembangkan oleh tim peneliti di Pusat Medis Sourasky Tel Aviv.

Uji coba Tahap II ini memverifikasi hasil Tahap I, yang dilakukan di Israel musim dingin lalu. Hasilnya juga diklaim pasien sembuh hanya dalam beberapa hari.

Menurut peneliti Profesor, Nadir Aber, tujuan utama penelitian adalah untuk mengkonfirmasi keamanan penggunaan obat, seperti yang ditunjukkan di Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.

"Mereka belum mencatat efek samping obat substansial pada pasien Covid-19 dari kedua kelompok," katanya.

Baca Juga: Seorang Ibu di Israel Tertembak Peluru Nyasar saat Mengemudi, Kondisinya Kritis

Uji coba Fase II dilakukan di Athena karena Israel tidak memiliki cukup pasien yang sesuai. Investigator utama adalah komisioner Yunani, Prof. Sotiris Tsiodras.

Arber, bersama timnya, termasuk dr Shiran Shapira, mengembangkan obat COVID-19 berdasarkan molekul yang telah diperiksa selama lebih dari dua dekade. Yaitu molekul CD24 yang secara alami ada di dalam tubuh.

CD24 adalah molekul protein dalam tubuh. Fungsinya untuk menargetkan badai sitokin yang terjadi dalam tubuh.

Arber menjelaskan, penting untuk diingat bahwa dari 20 pasien COVID-19, sebanyak 19 di antaranya tidak memerlukan perawatan. Namun memang ada juga 5 persen pasien yang mulai memburuk.

Pada pasien COVID-19 yang parah, sistem mulai menyerang sel-sel sehat di paru-paru.

Saat ini, tim sudah siap untuk peluncuran fase terakhir penelitian. Lebih dari 150 pasien COVID-19 akan ambil bagian dalam penelitian ini.

Dua pertiga dari peserta akan diberikan obat, dan sepertiga akan diberikan plasebo.

"Penelitian akan dilakukan di Israel, dan mungkin juga dilakukan di daerah lain jika jumlah pasien yang terinfeksi di negara itu tidak mencukupi untuk penelitian," ujarnya.

Load More