Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 25 Juli 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi Seorang kakek berusia 61 tahun wajahnya lumpuh usai disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer. [Kenzo Tribouillard/AFP]

SuaraSulsel.id - Semua vaksin memberikan efek samping dalam tubuh. Termasuk vaksin Covid-19 Pfizer yang terkenal ampuh melemahkan virus Corona. 

Dilansir dari Himedik.com, seorang pria Inggris usia 61 tahun menderita kelumpuhan wajah setelah suntik vaksin Covid-19 Pfizer. Karena itu, vaksin Pfizer pun dikaitkan dengan risiko Bell's palsy.

Sebelumnya, pria ini tidak memiliki riwayat kelumpuhan saraf wajah. Tapi, pria ini justru mengalami kelumpuhan wajah di sisi kanan wajah setelah 5 jam suntik vaksin Pfizer.

Dua hari setelah menerima suntikan kedua vaksin Pfizer, pasien mulai mengalami Bell's plasy yang lebih parah di sisi kiri wajahnya.

Baca Juga: Jelang Akhir Juli, Realisasi Vaksin COVID 19 di Palembang Baru 26 Persen

Hasil tes darah dan CT scan yang diambil selama episode pertama pasien tidak menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan.

Saat pasien mulai menemukan dua dosis vaksin Pfizer pada 6 minggu kemudian, ia mengalami kelumpuhan saraf wajah yang lebih parah.

Gejalanya berupa kesulitan menelan dan kesulitan menutupi mata bagian kiri sepenuhnya. Lalu, pasien itu datang ke UGD dan diberi resep steroid sebelum dirujuk ke Klinik Telinga dan Hidung Darurat.

"Terjadinya kelumpuhan wajah segera setelah suntik vaksin Covid-19 menunjukkan bahwa Bell's palsy berkaitan dengan vaksin Pfizer, meskipun hubungan sebab dan akibatnya belum jelas," kata dokter melalui jurnal BMJ Case Reports dikutip dari Express.

Bell's palsy ini terkait dengan peradangan dan pembengkakan saraf wajah, karena penumpukan atau pembentukan akibat virus menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi wajah.

Baca Juga: Kemenkes Israel: Kemanjuran Vaksin Pfizer Anjlok Jadi 39 Persen Hadapi Varian Delta

"Dari kasus ini, setiap orang disarankan diskusi mengenai vaksin mRNA dengan dokter umum untuk mempertimbangkan risiko dan manfaatnya yang bisa diperoleh," jelasnya.

Sedangkan, dua studi terpisah yang diterbitkan dalam JAMA Otolaryngology-Head and Neck surgery menunjukkan bahwa vaksin Pfizer belum dikaitkan dengan risiko Bell's plasy yang lebih tinggi. Berbeda dengan virus corona Covid-19, yang bisa meningkatkan risiko kondisi tersebut.

Satu studi dengan 110 orang di Israel yang menerima vaksin Pfizer juga telah berusaha mencari tahu hal tersebut.

Studi itu menemukan 37 orang di antaranya mengembangkan kondisi ini rata-rata 9 hari setelah suntikan pertama dan 14 hari setelah suntikan kedua vaksin Pfizer.

Tapi, para peneliti menyimpulkan bahwa vaksin Pfizer itu sendiri tidak bisa meningkatkan risiko Bell's palsy setelah memperhitungkan faktor risiko yang mendasari penyakit tersebut.

"Data kami menunjukkan bahwa tingkat kelumpuhan saraf wajah lebih tinggi pada pasien yang positif Covid-19. Secara keseluruhan, kondisi ini mendukung bahwa vaksin Pfizer itu aman dari sudut pandang kelumpuhan saraf wajah," kata Dr Akina Tamaki, dari University Hospitals Cleveland Medical Center.

Load More