SuaraSulsel.id - Warganet yang mengaku sebagai sopir ambulans yang sering lalu-lalang di pemukiman warga Jogjakarta membuat pengakuan di media sosial.
Akun Facebook bernama Herry Febrianto menjelaskan apa yang terjadi di balik kabar ambulans kosong hilir mudik di jalan raya dan pemukiman warga.
Herry Febrianto mengatakan, banyak ambulans harus mondar-mandir. Karena sedang mencari posisi orang yang butuh bantuan. Selain itu ada juga tim bersiap-siaga jika saja ada orang yang butuh bantuan. Sehingga bisa cepat ditanggapi.
"Izinkan saya sedikit menjelaskan kepada para Netizen bardiman tentang apa yang selama ini dituduhkan kepada ambulance. Ini bukan pembelaan diri, wong ambulance memang tidak bersalah. Yang salah adalah mereka yang menyalahgunakan ambulance," tulisnya.
"Saat ini cara kami melayani orang yang sakit/menjemput jenazah di rumah adalah via wag (Whatsapp Group) dan HT. Ketika info mengudara, lalu ada satu tim yang meluncur kesana. Kami enggak paham daerah, kami hanya tau ancer-ancer (patokan-red)."
"Perlu anda ketahui pula bahwa sopir ambulance yang bertugas saat ini BUKAN sopir ambulance asli. Mereka adalah relawan yang aslinya mungkin Dosen, karyawan, ustadz, mas mas satgas, dsb. Nah saat kami menjemput pasien yang kritis, ya harus cepat," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa para pengemudi mobil darurat ini juga ada yang kurang paham dengan lokasi dari pasien sehingga mereka tak jarang meminta arahan dari warga sekitar.
"Maka saat kami masuk gang, ya kami nyalakan sirene supaya keluarga atau tetangga si sakit mendengar ambulance sudah datang dan mengarahkan kru kami ke rumah yan bersangkutan. Itu sangat menghemat waktu dan mungkin sangat berarti bagi beliau yang bertarung nyawa dengan Covid. Jadi ambulance kosong itu sedang MENCARI seseorang yang hendak diselamatkan nyawanya," tulisnya.
Herry juga membeberkan bahwa terkadang ada beberapa ambulans yang berjalan secara beriringan dengan beberapa mobil sekaligus.
Baca Juga: Ratusan Warga Binaan Rutan Makassar Akan Disuntik Vaksin Covid-19
Hal ini rupanya dilakukan secara sengaja, karena di tiap mobil ini terdapat tim dengan tugas yang berbeda.
"Ketika ada panggilan untuk menyucikan / memandikan jenazah Covid di rumah warga, kami membawa tiga tim. Tim satu adalah tim pemulasaraan jenazah, yang mengkafani dan membersihkan jenazah. Tim kedua adalah tim pemakaman. Satu lagi tim dekontaminasi lingkungan yang bertugas menyemprotkan bahan sterilisasi di sekitar rumah dan di pemakaman," kata Herry.
"Ketika jenazah sudah masuk peti dan siap dimakamkan, hanya seorang driver ambulance dan si jenazah saja yang boleh ada di ambulance. Kru lain tidak boleh masuk. Maka dia harus umpek-umpekan (berdesak-desakan,-red) di dalam ambulance kedua. Jadi dua ambulance itu bukan gagah-gagahan, tapi memang kebutuhan," terangnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Penampakan Ulat di Sayur Brokoli MBG Siswa SD Makassar
-
Detik-Detik Bocah 3 Tahun Terjatuh ke Laut di Pantai Losari
-
Labkesmas Makassar Kawal Program Makan Bergizi Gratis, Cegah Risiko Keracunan!
-
Anggota Bawaslu Wajo Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Mundur Sebagai Komisioner
-
Maros Siapkan Jurus Ampuh Atasi Ledakan Sampah, Apa Itu?