SuaraSulsel.id - Anwar Jimpe Rahman, alumni Hubungan Internasional angkatan 1994 Unversitas Hasanuddin. Berkarir dalam bidang seni dan dipercaya sebagai direktur Makassar Biennale sejak tahun 2017.
Makassar Biennale merupakan wadah para akademisi dan praktisi maupun masyarakat umum penggiat seni untuk berdialog kajian seni rupa dengan dimensi kehidupan lainnya.
Selain itu, Jimpe juga dikenal sebagai penulis dan pustakawan Kota Makassar dengan beberapa karyanya seperti "Hidup di Atas Patahan", dan "Chambers: Makassar Urban Culture Identity".
Anwar Jimpe Mendirikan Tanahindie tahun 1999 sebagai sebuah ruang mandiri yang berbasis komunitas di Makassar dengan fokus pada kajian perkotaan.
Baca Juga: Warga Kampung Seni Batam: Habis Terhantam Wabah, Tapi Kami Harus Bertahan
Melalui wawancara pada Rabu 9 Juni 2021, Anwar Jimpe menjelaskan tentang ketertarikannya dalam dunia seni rupa.
Menurutnya, kala itu dunia seni rupa tidak begitu hidup atau dinamikanya kurang semarak. Penyebabnya antara lain apresiasi dan ruang gerak yang terbatas.
"Seni rupa adalah bagian dari literatur yang dikemas dalam format yang lebih menarik. Ada siklus yang terjadi dalam menghasilkan satu karya, sehingga banyak jejak yang bisa dipelajari, jika bosan membaca, maka bisa melihat informasi dalam bentuk karya seni," jelas Jimpe.
Ketertarikan Jimpe dalam dunia seni juga terlihat dari keterlibatnya sebagai salah satu kurator dari Jakarta Biennale pada 2015.
Melalui peran tersebut, Jimpe memanfaatkannya sebagai media belajar sekaligus membangun jaringan dan memperkenalkan berbagai potensi Kota Makassar kepada banyak orang.
Dalam kesempatan tersebut, Jimpe juga memberikan gambaran tentang Makassar Biennale sebagai biennale termuda di Indonesia dengan mengusung tema abadi "Maritim" sejak 2017.
Baca Juga: Fajlurrahman Jurdi : Bubarkan KPK !
Makassar Biennale sebagai pendatang baru dalam dunia festival Indonesia dituntut untuk mampu merumuskan karakter dan mendefinisikan diri sebagai satu entitas yang berbeda dari biennale yang sudah ada.
"Selain sebagai ajang seni, Makassar Biennale pun dapat menjadi ruang percakapan pengetahuan berbagai kalangan tentang isu ataupun gagasan tertentu dengan cakupan wilayah lebih luas utamanya di Indonesia Timur. Kita ingin Makassar Biennale bisa menghimpun dan memperluas jaringan para penggiat seni dengan prosesnya desentralisasi. Ini juga yang membedakan dengan Jakarta Biennale maupun Biennale Jogja yang cakupannya hanya di daerah tersebut," tambah Jimpe.
Selama berkecimpung dalam bidang seni rupa, Jimpe tidak pernah merasa jenuh, karena semua dilakukannya dengan sepenuh hati.
Menurutnya, semua kesibukan yang dilakukan baik dalam bidang seni maupun literasi saling berhubungan satu dengan lainnya. Sehingga, ketika mengerjakan apa yang disenangi maka bukan rasa bosan, melainkan rasa senang dan kepuasaan yang dirasakannya.
Jimpe berharap semakin banyak para pengiat seni yang terhimpun dalam Makassar Biennale untuk dapat memberikan ruang dan akses mengekspresikan karya yang dimiliki.
Tidak lupa, dirinya juga mengharapkan Makassar Biennale bisa berlangsung terus dan tetap mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah maupun stakehoulder terkait.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Seni Mewujudkan Mimpi Jadi Kenyataan Karya James Allen
-
Seni Tato di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta: Antara Ekspresi Diri dan Stigma
-
Jakarta Doodle Fest Vol.2 Hadirkan Ilustrasi Seniman ke Panggung Teater Lewat Moonboy & His Starguide The Musical
-
Usung Tema Art To Cart, Jakarta Doodle Fest Vol.2 Sukses Digelar
-
Desa BRILiaN Batuan Bali Sukses Bangun Ekonomi Lokal dengan Seni dan Budaya
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Pakai AC di Kelas, Orang Tua Murid Keluhkan Iuran Rp 20 Ribu untuk Bayar Listrik di SMA Negeri 1 Bontang
-
KPU Kaltim Pastikan Debat Ketiga Berlangsung Kondusif, Aturan Diperketat
-
Kekerasan di Paser: Polda Kaltim Buru Pelaku, JATAM Desak Cabut Izin PT MCM
-
276 Kegiatan Kampanye Tercatat di Kaltim, Reses DPRD Jadi Sorotan Bawaslu
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
Terkini
-
Siswa Tuna Rungu di Makassar Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru
-
KPK Kejar Aliran Uang Korupsi Kereta Api Sulsel
-
Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun