SuaraSulsel.id - Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, politik identitas di Indonesia merupakan keniscayaan. Untuk itu, perlu langkah kreatif dan antisipatif untuk mencegah dampak negatifnya.
Pluralisme di Indonesia merupakan kondisi normal, karena Indonesia pada dasarnya memiliki keragaman etnik, budaya, dan agama.
Hal itu disampaikan Prof Dwia saat menjadi narasumber pada Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Kajian Strategik Jangka Panjang tentang “Pengaruh Politik Identitas Terhadap Demokrasi di Indonesia”.
Kegiatan yang digelar oleh Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia ini berlangsung pada Jumat (4/6/2021), pukul 13.30 Wita di Hotel Rinra, Makassar.
Dwia menjelaskan bahwa pada satu sisi, politik identitas berdampak terhadap demokrasi di Indonesia. Namun, hal yang sama juga terjadi sebaliknya, mengingat demokrasi melewati masa pasang surut, terutama setelah proses reformasi.
“Jadi, selain penting untuk mendiskusikan pengaruh politik identitas terhadap demokrasi di Indonesia, juga penting untuk membahas bagaimana pengaruh demokrasi terhadap politik identitas di Indonesia,” kata Dwia.
FGD juga menghadirkan dua narasumber lain yaitu Prof Armin Arsyad, Dekan FISIP Unhas, dan Sukri Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP Unhas.
Sementara itu, bertindak sebagai penanggap adalah Prof Hamzah Halim, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum Unhas, Andi Faisal Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemintraan, Fakultas Ilmu Budaya Unhas, dan Tasrifin Tahara, Antropolog Unhas.
Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, menjelaskan FGD ini merupakan upaya untuk mencari solusi atas dampak negatif terhadap politik identitas di Indonesia.
Baca Juga: Meluruskan Pandangan Kiblat Politik Identitas Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi nampaknya telah memicu lahirnya pendekatan identitas dalam politik, yang berpotensi memberi dampak negatif.
“Saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Prof Dwia. Politik identitas memang adalah keniscayaan di Indonesia, yang mempunyai dampak positif dan juga negatif. Nah, seri FGD yang kami lakukan ini dimaksudkan untuk mengkaji dampak negatif tersebut,” kata Agus.
FGD Lemhannas kali ini merupakan sesi keempat, setelah sebelumnya pada Kamis (3/6) berlangsung FGD sesi pertama dan kedua, dan pada pagi hari (Jum’at, 4/6) sesi ketiga.
Acara yang dipandu oleh Ishaq Rahman (Kasubdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Unhas) sebagai moderator ini berlangsung hingga pukul 17.00 Wita
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Gubernur Sulsel Dukung Mendagri Perkuat Ekonomi dan Keamanan Daerah
-
Wali Kota Makassar Ingin Bangun Stadion Untia Tanpa Utang
-
Persita Siap Gebuk PSM Makassar, Ini Kata Pelatih Pena
-
Unhas Kenang Jasa Pahlawan dan Keluarga: Ziarah Makam Sultan Hasanuddin Jadi Momen Refleksi
-
BMKG: Makassar Belum Masuk Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspada Cuaca Ekstrem