SuaraSulsel.id - Fleur Rosanna, bule cantik asal Amerika Serikat membagikan kisahnya sebelum memeluk agama Islam. Fluer bercerita di kanal Youtube Barat Bersyahadat.
Sebelum menjadi mualaf, Fleur yang waktu itu masih berumur 7 tahun mengaku sering berlutut dalam kamar. Berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan.
Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, Fleur mengaku selalu rebahan di kamarnya. Berlutut di dekat ranjang lalu berdoa pada Tuhan.
Hal tersebut ia lakukan, karena mengaku tidak tahu cara berdoa. Tapi, semenjak itu ia tetap berdoa kepada Tuhan dengan caranya sendiri.
Beranjak dewasa, ia pun selalu berdoa pada Tuhan setiap malam terutama saat ia akan menghadapi ujian sekolah.
"Saya ingat, saat itu duduk di kasur lalu berdoa pada Tuhan begini. Tuhan langit dan bumi tolong dengarkan aku. Ku tahu Engkau sedang sibuk, urusi perang misalnya. Menyembuhkan yang sakit dan entahlah. Tapi tolong jika Engkau ada waktu, saya akan ujian besok, bisa kah menolongku dengan itu," ujar Fleur sambil tersenyum.
Fleur memiliki hobi menulis hingga berumur remaja. Awalnya selalu menulis cerita seputar hewan. Namun, seiring bertambahnya usia, tema tulisannya berubah menjadi lebih agamis.
Anehnya, ia selalu menulis tentang Islam, sedangkan ia tak mengenal agama itu sama sekali. Lingkungan tempat tinggalnya tidak ada satu pun orang yang beragama Islam.
"Saya tak tahu kenapa, ini adalah murni minat saya yang aneh karena saya tumbuh di satu desa yang populasi muslimnya itu nol. Bahkan saya tidak pernah bertemu dengan seorang muslim satu pun di kehidupan nyata," jelasnya.
Baca Juga: Selesai Dibimbing Jadi Mualaf, Gus Miftah Terkejut Bocah Ini Hafal Sholawat
Hal itu pun terasa aneh baginya, karena ia hanya seorang anak kecil yang bahkan tidak suka menonton berita televisi dan sebagainya.
"Saya punya minat aneh pada Islam, dan sekarang Islam adalah pandangan hidup buat saya," lanjutnya.
Padahal saat masih kecil, baginya Islam hanya sebuah minat saja. Tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang muslim.
"Saya hanya memasukkannya dalam cerita-cerita saya. Dan untuk membuat cerita-cerita saya lebih berlandaskan pada kenyataan saya rajin ke perpustakaan bagian informasi untuk membaca informasi tentang Islam. Jadi Islam sangat menarik bagi saya. Tapi, agama ini tidak berdampak pada diri saya," katanya.
Beranjak remaja menulis cerita adalah hobi utamanya temanya pun masih bernuansa agama. Namun, dalam kehidupan nyata ia merasa meski kerap menulis tentang agama, Fleur mengaku seperti hilang kedekatan dengan Tuhan.
"Lalu saya masuk SMA dan seperti saya bilang, di desa saya tak ada satu muslim pun. Tak ada agama di lingkaran kehidupan langsung saya dan saya hilang hubungan dengan Tuhan," terangnya.
Beberapa tahun kemudian, Fleur kuliah di salah satu kota besar. Di sana, pertama kali baginya bertemu dengan muslim di kehidupan nyata.
"Ya. Setidaknya orang mengaku muslim," tuturnya.
Disitu ia merasa bingung. Sebab, tidak semua yang dibayangkannya tentang Islam cocok dengan kehidupan nyata. Bahkan jauh dari harapan, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dia yakini.
"Jadi, pada waktu itu Islam jauh dari harapan saya. Dan Islam di media pun memperparah harapan saya," katanya.
Meski demikian, ia mengaku bahwa harapan tentang Islam tidak sirna sama sekali. Bahkan hal itu justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang Islam. Tapi, ia tak tahu harus bertanya kepada siapa.
"Hingga akhirnya saya bertemu suami. Jadi, suami saya adalah salah satu muslim pertama yang saya temui yang sesuai dengan gambaran saya tentang Islam yang seharusnya," imbuhnya.
"Dia cocok dengan Islam dalam cerita saya dan perilakunya pun cocok dengan saya. Jadi bagi saya, dia adalah orang yang pas untuk jawab semua pertanyaan saya. Intinya dia bisa memberikan jawaban atas pertanyaan saya dan semuanya logis. Karena semua logis bagi saya, saya jadi punya motivasi ekstra untuk meneliti Islam kembali," sambungnya.
Kemudian, ia pun kembali bersemangat meneliti Islam secara akademik. Bahkan, bukan hanya sekedar untuk menulis cerita-cerita sesuai hobinya.
"Jadi ini adalah periode yang berlangsung satu tahun atau bahkan kurang satu tahun. Di periode ini saya betul-betul menggali tentang agama Islam. Saya lakukan penelitian, saya akhirnya memeluk Islam sebagai agama yang benar," ungkapnya dengan nada terharu.
Dari perjalanannya menemukan Islam, catatan yang ingin ia tekankan adalah penting menemukan orang yang tepat dalam perjalanan menuju Islam.
"Andaikan saya tidak bertemu suami. Entah bagaimana saya termotivasi dan meneliti Islam lebih dalam lagi. Inilah akhir bagaimana hidup saya bergulir, bagaimana Tuhan menuntun saya menuju Islam di sepanjang hidup saya," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- 31 Kode Redeem FF Terbaru 8 Juli: Raih Animasi Keren, Skin SG, dan Diamond
Pilihan
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Tahan Banting Terbaru Juli 2025, Desain Kuat Anti Rusak
-
Fenomena Magis Pacu Jalur, Tradisi Kuansing Riau Kini Viral lewat Aura Farming
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
Terkini
-
Ubah Sampah Jadi Emas: Eco Enzyme Jadi Kunci Ekonomi Warga?
-
Dugaan Korupsi Rp87 Miliar di UNM Tercium! Polda Sulsel Usut Dugaan Mark Up Harga Material
-
Harga Beras Meroket? Pemprov Sulsel Gelar 'Gerakan Pangan Murah' untuk Kendalikan Inflasi
-
Berebut Warisan, Pria di Gowa Tega Tembak Ipar Hingga Nyaris Meninggal
-
Makassar Bakal Punya Stadion Megah! Rp500 Miliar Digelontorkan, Kapan Rampung?