Muhammad Yunus
Senin, 08 September 2025 | 16:45 WIB
Suasana rapat paripurna DPRD Sulawesi Selatan pada Senin, 8 September 2025 di gedung sementara [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]
Baca 10 detik
  • DPRD Sulsel Gelar Rapat di Gedung Darurat
  • Ketua DPRD: Gedung Hangus, Semangat Tak Padam
  • Gubernur Sulsel Sampaikan Permintaan Maaf
[batas-kesimpulan]

SuaraSulsel.id - Suasana rapat paripurna DPRD Sulawesi Selatan pada Senin, 8 September 2025, tampak berbeda dari biasanya.

Tidak ada lagi ruangan megah dan kursi empuk yang menjadi tempat wakil rakyat bersidang seperti biasanya. Gedung itu kini tinggal puing setelah dilalap api dalam kerusuhan Jumat, 29 Agustus 2025 lalu.

Sebagai gantinya, rapat paripurna digelar di aula Dinas Bina Marga. Sebuah ruangan yang sehari-hari dipakai untuk pertemuan internal pegawai.

Ruangan ini kini mendadak berubah fungsi menjadi "gedung darurat" DPRD Sulsel.

Kursi-kursi tambahan tampak disusun rapat memenuhi hampir seluruh ruang.

Dari pantauan terlihat sebanyak 64 anggota dewan yang hadir harus berbagi tempat dengan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) serta staf yang juga hadir. Suasana terasa padat, pengap, berbeda jauh dengan ruang paripurna DPRD yang luas dan dilengkapi fasilitas mewah.

"Izinkan saya mengucapkan keprihatinan atas kejadian yang terjadi di gedung DPRD Sulsel dan Makassar hingga mengakibatkan korban jiwa dan pembakaran," kata Ketua DPRD Sulsel, Andi Rachmatika Dewi sambil membuka rapat.

Meski sederhana, jalannya rapat tetap khidmat. Pimpinan DPRD, Andi Rachmatika Dewa memimpin sidang dari meja kecil yang berada di depan ruangan.

Pendingin ruangan yang terbatas juga membuat suasana agak gerah. Namun para peserta tetap berusaha mengikuti sidang dengan tenang.

Baca Juga: Kerusakan Gedung DPRD Sulsel Ditanggung Asuransi

Situasi ini menggambarkan bagaimana aktivitas pemerintahan tak bisa berhenti sekalipun gedung utama DPRD hancur akibat amukan massa.

Namun, keterbatasan ruang jelas menjadi tantangan. Beberapa staf mengaku harus berdiri di belakang ruangan karena kursi tidak cukup.

Beberapa lainnya memilih keluar-masuk untuk memberi ruang bagi anggota dewan yang sedang rapat.

Pemprov Sulsel dan DPRD terpaksa mengambil langkah cepat mencari lokasi alternatif agar kegiatan pemerintahan tidak terhambat.

Selain aula Dinas Bina Marga, Pemprov Sulsel juga menyiapkan opsi lain untuk lokasi sementara. Para wakil rakyat akan menumpang berkantor di beberapa dinas seperti Dinas Perkimtan dan Dinas Sumber Daya Air dan Cipta Karya.

"Kami menegaskan gedung DPRD adalah milik rakyat. Walaupun hangus terbakar, tapi semangat kami untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat tak pernah padam," lanjut Rachmatika menahan tangis.

Load More