SuaraSulsel.id - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan memperpanjang penyekatan hingga 24 Mei 2021. Pasca larangan mudik lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.
Warga yang reaktif Covid-19 akan langsung diantar ke rumah sakit terdekat untuk menjalani karantina.
Direktur Lalu Lintas Polda Sulsel Komisaris Besar Polisi Frans Sentoe mengatakan, operasi yang diperpanjang tersebut bukan operasi ketupat. Melainkan, Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD).
Sehingga, petugas akan tetap bersiaga di pos penyekatan. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap warga yang ingin keluar masuk ke wilayah Provinsi Sulawesi Selatan hingga 24 Mei 2021 mendatang.
"Iya, diperpanjang sampai tanggal 24 Mei. Jadi yang diperpanjang itu bukan operasi ketupatnya tapi KRYD atau kegiatan rutin yang ditingkatkan," kata Frans kepada SuaraSulsel.id, Rabu (19/5/2021).
Menurut Frans, dalam menjalankan operasi KRYD tersebut petugas akan lebih fokus melakukan penyekatan di setiap pintu masuk baik melalui jalur darat hingga jalur udara. Seperti di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, Perbatasan Luwu Timur, Perbatasan Kabupaten Pinrang dan Pelabuhan Parepare.
Setiap penumpang yang ingin keluar masuk ke Sulsel akan diperiksa petugas secara acak dengan menggunakan Swab antigen Covid-19. Hal ini dilakukan untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.
"Di pos penyekatan itu kita secara acak melakukan pemeriksaan tes Swab antigen," kata dia.
"Kalau untuk WNA itu kan sudah ada aturan di bandara," tambah Frans.
Baca Juga: Kapok! 375 Kendaraan Diputar Balik di Perbatasan Solo Selama Penyekatan
Alasan pemeriksaan dilakukan secara acak, kata dia, karena petugas yang memeriksa hanya menggunakan 50 buah alat tes Swab antigen Covid-19 setiap harinya.
"Tidak ada kendala sampai saat ini. Selama operasi berlangsung sampai saat ini belum ada yang reaktif. Namun kalau ada yang reaktif, kita langsung antar ke rumah sakit terdekat untuk karantina," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Rp100 Ribu per Tabung! Untung Besar Pengoplos Gas Subsidi di Gowa
-
Cek Fakta: Viral Beras SPHP Meledak Saat Dimasak, Benarkah Plastik?
-
'Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan Birokrasi': 8 Tuntutan Nakes Sulsel
-
Siapa Layak Pimpin Unhas? UGM Uji Kemampuan 6 Bakal Calon Rektor
-
Aplikasi Ini Bikin Warga Sulsel Lebih Mudah Akses Produk Hukum?