Lantai pertama digunakan untuk menyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Sedangkan, lantai dua yang berada di ketinggian empat meter digunakan untuk tempat peristirahatan jemaah yang ingin melaksanakan ibadah haji di tanah suci, Mekkah.
Namun karena, di Makassar kala itu para pemimpinnya seperti Syekh Yusuf dan Raja Sultan Hasanuddin telah masuk Islam. Orang-orang Arab yang membangun Masjid As'said lebih leluasa untuk menyiarkan ajaran agama Islam.
"Dulu mereka ini kan suka musafir dan berdagang di samping dagang kan juga menyiarkan agama. Ada dua lantai dulu, lantai dua di ketinggian empat meter ada lantai. Lantai dua itu ditempati orang-orang pada jaman sebelum kemerdekaan, jemaah-jemaah haji yang transit di sini. Bermalam di atas situ. Jadi dulu itu luas lantainya seluas masjid, tapi lantai papan. Setelah itu dibongkarlah," ungkap Habib Ali.
SuaraSulsel.Id, berkesempatan mengunjungi Masjid As'said yang berada di tengah-tengah kompleks pecinaan tersebut. Desain Masjid As'said terlihat masih menggunakan arsitektur tempo dulu. Penuh dengan kaligrafi dan tulisan Arab.
Baca Juga: Nyaman Saat Ramadhan, Kapolda Metro Jaya Instruksi Soal Knalpot Bising
"Iya, masih menggunakan desain lama. Tapi kita tidak pernah tahu rahasia di balik itu, cuma orang-orang mempertahankan itu," jelas Habib Ali.
Khusus untuk tiang Masjid As'said sendiri, kata Habib Ali, semuanya ada empat. Empat tiang ini dibangun menggunakan keempat nama Khalifah yang bergelar Khulafaur Rasyidin, yakni Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
"Kenapa diberi nama As'said? Saya sendiri juga tidak paham betul. Apa sebabnya pendahulu memberi nama itu. Orang Arab mungkin tahu apa artinya itu As'said. Simbol-simbol di dalam masjid seperti empat pilar besar itu diambil dari nama Khalifah. Adapun seperti arsitek-arsitek di dalam, saya tidak paham kenapa bentuknya begini. Karena orang-orang tua juga dulu tidak pernah cerita," beber Habib Ali.
Habib Ali mengemukakan awalnya orang-orang yang tinggal di sekitar Masjid As'said, mayoritas merupakan orang dari bangsa Arab. Namun, seiring perkembangan zaman, mereka pun memutuskan untuk hijrah ke tempat lain dan menjual rumah-rumah mereka kepada orang Cina.
Hingga akhirnya, kompleks di sekitar area Masjid As'said, kini telah dihuni oleh orang-orang Cina sampai sekarang.
Baca Juga: Intip Tradisi Kuda Lumping Bangunkan Warga Sahur di Pagelaran Pandeglang
"Dulu di sini, lebih banyak orang Arab. Nanti orang Arabnya sudah hijrah, pindah ke Surabaya, Jakarta. Dia jual rumahnya. Termasuk seperti Pak Umar Shihab, kan rumahnya kemarin di Nusantara itu dijual. Tapi setelah dia jual orang Cina yang kuasai, akhirnya tinggal Massjid Kompleks Pecinan. Mungkin karena kalah bersaing, akhirnya orang Cina semua yang beli," urai Habib Ali.
Berita Terkait
-
Tak Cuma Yuran Fernandes, PSM Dihukum PSSI Gara-gara Kipas Angin Rusak
-
Bukan Selingkuh, Iwet Ramadhan Klarifikasi Cerita Maxime Bouttier Gandeng Perempuan Lain
-
Sanksi Yuran Fernandes Akan Dilaporkan ke FIFA, Para Eks Legenda Mulai Mengecam
-
Hasil BRI Liga 1: Sananta Getarkan Gawang PSBS Biak, Persis Solo Jaga Asa
-
3 Bek Asing Jago yang Bisa Direkrut PSM Makassar untuk Gantikan Yuran Fernandes
Terpopuler
- Selamat Tinggal Pelatih Persebaya Paul Munster, Dapat Hukuman Berat Kemarin
- Jakmania Gerah Persija Dipimpin Mohamad Prapanca dan Bambang Pamungkas, Pelatih: Nggak Tahu
- 1 Detik Gabung Bhayangkara FC Shayne Pattynama Cetak Rekor Jadi Pemain Termahal?
- Wonderkid 21 Tahun Minat Gabung Timnas Indonesia U-23, Sudah Tembus Skuad Utama di Klubnya
- Gantengnya Motor Petualang Yamaha TW200: Mesin Sekelas Tiger, Harga Premium Setara XMAX
Pilihan
-
PSS Sleman dalam Bahaya, Bintang Persija Tegaskan Ingin Lanjutkan Kemenangan
-
Siapa Raja Gol dan Assist BRI Liga 1? Egy Maulana Vikri Dikepung 4 Asing
-
Ogah Bernasib Seperti Yuran, Bojan Hodak Pilih Bungkam Soal Sanksi Ciro Alves
-
Temui Kasmudjo, Jokowi Tawarkan Bantuan Hukum Soal Dugaan Ijazah Palsu
-
Meski Anjlok, Penjualan Mobil Listrik Masih Unggul dari Mobil Hybrid di April 2025
Terkini
-
Strategi Jitu BRI Jaga Kualitas Aset di Tengah Dinamika Ekonomi Global
-
Amirah, Jemaah Haji Asal Makassar Wafat di Makkah
-
Tragis! Mahasiswi Unhas Terseret Air Bah Saat Mandi di Sungai Maros
-
Perkuat Ekonomi Rakyat, Holding Ultra Mikro BRI Dukung 35,4 Juta Usaha Mikro
-
Viral! Jemaah Haji Bulukumba Tersesat di Madinah, Begini Penjelasan Resmi Embarkasi Makassar