SuaraSulsel.id - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi pembicara di Pengajian Ramadhan 1442 Hijriah Pengurus Pusat Muhammadiyah. Acara digelar secara virtual.
Dalam ceramahnya, Dahlan Iskan menyampaikan tiga tantangan agama di masa depan. Antara lain semakin menurunnya kepercayaan umat manusia kepada agama. Karena agama dianggap sudah tergantikan oleh kecanggihan ilmu pengetahuan.
Dahlan Iskan mengutip hasil penelitian dari barat. Saat ini semakin banyak orang meninggalkan agama. Karena terlalu percaya kepada ilmu pengetahuan. Sehingga tantangan kedepan untuk agama adalah bagaimana agama bisa seiring dengan ilmu pengetahuan.
Kedua, tantangan agama dan organisasi keagamaan adalah menciptakan kedamaian hidup bagi umat manusia.
Menurut Dahlan Iskan, peran organisasi keagamaan yang bertujuan menyejahterakan manusia dan menjauhkan masyarakat dari kemiskinan sudah tidak lagi begitu relefan.
Karena tujuan hidup orang kedepan adalah hidup tentram, karena kedepan ekonomi akan menjadi semakin baik.
“Sehingga bukan lagi mengatasi orang miskin, bagaimana mengatasi orang terbelakang. Tapi kelak bagaimana menjamin hidup ini bisa tentram,” kata Dahlan, Sabtu 17 April 2021.
Mengutip dari muhammadiyah.or.id, menurut Dahlan Iskan kehidupan yang didambakan dan tujuan hidup umat manusia kedepan adalah tentram, tenang, dan damai.
Meski demikian, sebuah agama tetap harus memiliki tujuan awal. Seperti memakmurkan umat secara jasmani dan rohani. Tetapi agama apa pun yang tidak mendukung kedamaian akan tersisihkan dari kehidupan manusia.
Baca Juga: Unik! Miniatur Masjid Berbahan Makanan Rengginang Ala The Sunan Hotel
Bahkan di beberapa agama, saat ini telah meniadakan ritual dan pembangunan rumah ibadah. Mereka beralasan, jika ada ritual akan menimbulkan kesombongan. Dan mereka menganggap pembangunan rumah ibadah akan menimbulkan pertengkaran antar rumah ibadah dan agama.
Tantangan ketiga adalah semakin otonomnya orang atau hilangnya ketergantungan orang kepada siapa pun. Baik itu kepada organisasi dan pimpinan.
Kedepan, ketergantungan orang kepada orang lain akan semakin kecil, kemudian menghilang.
“Organisai yang bisa menyesuaikan diri dengan masa depan yang lebih otonom, tentu bukan yang sentralistik lagi. Maka ada kemungkinan agar organisasi lebih fleksibel,” ungkapnya.
Melihat fenomen tersebut, Dahlan Iskan menyarankan untuk organisai supaya kepemimpinan pada tingkat wilayah maupun daerah lebih aktif.
Sehingga ada pendistribusian sumber daya insani tidak tersentral di pusat. Lebih jauh ia menyebut, kepemimpinan yang eksekutif itu harusnya pada tingkat wilayah ataupun daerah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
Bukan Cuma Sound Horeg, Ini 5 Kesamaan Indonesia dan India yang Bikin Kamu Terkejut
-
Prediksi IHSG Hari Ini Usai Pelemahan Wall Street, Cek Saham-saham Rekomendasi
-
Media Vietnam Akui Nguyen Cong Phuong Cs Pakai Tekel Keras dan Cara Licik
-
Satu Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Juara Piala AFF
-
Pengobat Luka! Koreografi Keren La Grande di Final Piala AFF U-23 2025
Terkini
-
Dari Makassar ke GBK: Kisah Keluarga Kiper Timnas U-23 yang Penuh Dukungan
-
Siswa SD di Tana Toraja Dibully Kakak Kelas Hingga Takut Sekolah
-
Pelatihan Ekspor 2025, BRI: Dorong Pelaku UMKM untuk Pahami Langkah Memulai Ekspor secara Mandiri
-
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Pemprov Sulsel Raih Penghargaan Quick Wins
-
Mantan Ketua KONI Makassar Dituntut 6 Tahun Penjara