SuaraSulsel.id - Kajian islam yang akan digelar secara online oleh pegawai PT Pelni dibatalkan. Karena dituding, penceramah yang akan hadir memiliki paham radikal.
Hal ini pun membuat heboh publik di media sosial. Setralah direksi PT Pelni memutuskan acara kajian Islam Ramadan oleh Badan Kerohanian Islam PT Pelni dibatalkan. Dengan alasan ingin mencegah radikalisme di lingkungan BUMN.
Bahkan pejabat di PT Pelni sampai dipecat karena diduga ikut terlibat dalam acara pengajian tersebut.
Mengutip dari terkini.id -- jaringan Suara.com, Komisaris PT Pelni Dede Budhyaryo menjelaskan duduk perkaranya.
Baca Juga: Geger Warga Bakar Tempat Pengajian, Ternyata Ini Penyebabnya
Dede mengkonfirmasi, memang pejabat yang terlibat telah dicopot. Sebagai sikap tegas PT Pelni pada radikalisme.
Dede mengatakan, pencopotan pejabat itu sekaligus peringatan bagi pegawai BUMN agar tidak sembarangan memberi panggung bagi penceramah radikal.
“Selain pejabat yang terkait dengan kepanitiaan acara tersebut telah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beru ruang sedikitpun BERANGUS,” tulis Dede dalam akun Twitternya, Jumat, 9 April 2021.
“Panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tersebut DIBATALKAN,” sambungnya.
Dalam keterangan tersebut, Dede mengungkapkan alasan mengapa acara kajian Ramadan daring Bakis Pelni itu dibatalkan seluruhnya.
Baca Juga: Pengamat: Penguatan Kurikulum Pendidikan Agama Tangkal Paham Radikal
Secara terang-terangan, ia mengatakan bahwa alasannya karena mayoritas pengisi acara merupakan penceramah radikal.
Menanggapi hal tersebut, rupanya banyak netizen yang tak setuju hingga akhirnya mengecam tindakan PT Pelni.
Bahkan akun Twitter resmi Republika juga turut buka suara mengenai keputusan tersebut.
"Ustaz Syafiq Basalamah bersikap tak setuju dengan mereka yang mengkritik pemerintah, malah dilabeli radikal oleh komisaris Pelni. Menurut sobat Republika, Radikal itu seperti apa? #Rolmin," tulis akun @republikaonline.
"beginilah akibatnya kalo relawan jadi komisaris BUMN, dulu kerjanya apa itu org? apa bukan dari pengangguran akut ya, sampe segitu ketika dpt jabatan," timpal akun @AndroidDev77.
"Standar nya aja dulu dari pemerintah atau pelabel radikal biar kite2 tahu garis rambu2 radikal biar kita gak di tuduh radikal, radikul..... Perasaan mereka anti demo .... Patuh pada penguasa tanpa syarat asal mereka diberi kebebasan untuk shalat...," imbuh akun @Alhamdulillahm7.
Sementara di cuitan terpisah, beberapa netizen juga memang ramai membicarakan perihal pembatalan dan pelabelan "ustaz radikal" tersebut.
"Yang enggak radikal menurut si dedek itu klo ga jenggotan, ga cingkrang, rambut gondrong banyak kutu, isi ceramah nya menghina masa kecil Rasulullah, menghina pernikahan Rasulullah dengan syaidah Aisyah," tulis akun @KhaekalMuhamad tampak berapi-api, seperti dikutip terkini.id pada Jumat, 9 April 2021.
"Jenggot saya panjang, celana saya cingkrang, saya selalu shalat 5 waktu di masjid, saya sering mengikuti ceramah-ceramah ustadz-ustadz yang dicekal oleh bos besar Pelni. Apakah saya radikal? Mohon dijawab sesegera mungkin," tanya akun @yusharis.
"Nonton tvone ternyata lg berantem masalah ini. In my opinion, kalimat radikalisme yg digunakan timing dan konteksnya tidak jelas. Di tv diklarifikasi radikalisme yg dimaksud adalah pegawai yg melanggar aturan berarti dia radikal, tp tweet diatasnya pas banget membatalkan ceramah," komentar akun @rcindysz.
"Saya bingung. Giliran ada orang mau dengar ceramah malah dibilang terlibat radikal. Susah banget jaman sekarang. Saya tau tengah gencarnya Terorisme dan Radikalisme. Tapi jangan disamaratakanlah. Ga semua ustad begitu. RIP Toleransi," ujar akun @kecapmanisee.
Berita Terkait
-
Siapa Mumpuni Handayayekti? Ustazah Muda dengan Logat Ngapak yang Pengajiannya Viral
-
Pernikahan Semakin Dekat, Intip 5 Potret Febby Rastanty di Acara Pengajian: Tampil Elegan dengan Dress Lace Hijau
-
Jadwal Gus Muwafiq Oktober 2024: Aktif Ceramah tentang Semangat Nasionalisme
-
Suasana Haru di 7 Harian Marissa Haque, Ikang Fawzi Tunjukkan Ketegaran
-
Gelar Pengajian dan Khataman di Rumah, Penampilan Tertutup Aaliyah Massaid Disorot Netizen: Kayak Cewek Turki
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Emas Antam Terus Meroket, Hari Ini Seharga Rp1.498.000/Gram
-
Wakil Kepala Danantara Masih Rangkap Jabatan Dirut BUMN, Emang Boleh?
-
Media Arab: Gol Pertama Marselino Ferdinan Tidak Sah!
-
Hyundai All New Santa Fe Langsung Jadi Juara SUV Hybrid, Honda CR-V Minggir Dulu
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
Terkini
-
Dikenal Religius, Oknum Dosen Unhas Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi
-
Memanas! Dua Mantan Wali Kota Parepare Saling "Buka Aib" di Rapat Komisi II DPR RI
-
Bye-bye Stadion Mattoanging, Welcome Stadion Sudiang 2025!
-
Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis
-
Jumlah Pemilih, TPS, dan Titik Rawan Pilkada Sulsel 2024