Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 09 April 2021 | 08:41 WIB
Suasana sekolah tatap muka di SMAN 21 Makassar, Jumat 9 April 2021 / [SuaraSulsel.id / Humas Pemprov Sulsel]

SuaraSulsel.id - Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meninjau pembelajaran tatap muka terbatas di SMA Negeri 21 Makassar, Jalan Tamalanrea Raya, Jumat 9 April 2021.

Peninjauan ini sekaligus meluncurkan sekolah tatap muka terbatas di tingkat SMA/SMK/SLB di Sulsel. Dirangkaikan dengan memperkenalkan aplikasi literasi 15 menit baca kitab suci Alquran.

Pembelajaran tatap muka terbatas ini dimulai dilaksanakan di tiga sekolah di Makassar. Yakni SMA Negeri 21 Makassar, SMA Negeri 4 Makassar, dan SMA Negeri 2 Makassar.

Para siswa nantinya akan mulai belajar pada hari Senin 13 April 2021. Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta membatasi kehadiran siswa atau diikuti oleh 50 persen siswa dari jumlah siswa setiap kelas.

Baca Juga: Banyak Siswa Tak Diizinkan Sekolah PTM, Wagub DKI: Nanti Orang Tua Mengerti

Usai peluncuran, Plt Gubernur Sulsel bersama Forkopimda meninjau ruang kelas. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di SMAN 21 Makassar. Andi Sudirman berbincang-bincang dengan para siswa.

"Selamat pagi. Senang sekolah kembali? Rindu sekolah? Kita melakukan ini secara bertahap. Anak-anak harus disiplin, jangan ada yang lepas maskernya," ujar Andi Sudirman dihadapan para siswa.

Andi Sudirman Sulaiman mengaku, hari ini adalah hari yang sangat berbahagia. Hari pertama dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas dan bertahap.

Andi Sudirman menyampaikan, bahwa saat ini vaksinasi Covid-19 pada guru dan tenaga kependidikan di Sulsel terus digalakkan.

Kegiatan belajar mengajar tatap muka terbatas ini, kata dia, dilakukan setelah mendapatkan keluhan masyarakat selama belajar online. Apalagi masih ada sarana infrastruktur di Sulsel yang tidak menjangkau signal.

Baca Juga: Kisruh Stadion Mattoanging, Pemprov Sulsel Akan Ikut Pemkot Makassar

Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiaman meninjau sekolah tatap muka di SMAN 21 Makassar, Jumat 9 April 2021 / [SuaraSulsel.id / Humas Pemprov Sulsel]

"Nantinya 1 bulan ke depan kita akan lakukan evaluasi pembelajaran tatap muka terbatas ini. Apalagi sekolah sudah melakukan sistem zonasi, jadi para siswa tinggal tak jauh dari sekolah, jadi lebih mudah untuk dikontrol," katanya.

Sudirman mengajak komite sekolah, serta masyarakat sekitar untuk bersama mengawasi dan melaporkan jika ada kejadian untuk menjadi bahan evaluasi.

"Kita berharap protokol kesehatan tentu harus diperlakukan sangat ketat, kita harus meyakinkan anak-anak aman saat datang dan aman saat pulang," paparnya.

Ia pun berharap adanya keterbukaan, kepercayaan dan sportivitas dengan kondisi di lingkungan sebelum para siswa melakukan pembelajaran tatap muka terbatas.

"Mudah-mudahan sekolah ini bisa menjadi rujukan. Uji coba tatap muka terbatas ini dan bulan depan kita melihat bagaimana keadaan sekolah untuk dipresentasikan secara keilmuan dan bagaimana pergerakannya," tuturnya.

Kepada pelajar yang tinggal di wilayah terpencil dan jauh dari sekolah, Dinas Pendidikan diminta mempersiapkan modul dan video offline. Untuk memudahkan pembelajaran.

Sehingga para anak-anak bisa mengenyam pendidikan. Ia pun meminta Dinas Pendidikan untuk bisa memberlakukan home schooling, apalagi ada kuota 20 persen.

Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Prof Muhammad Jufri menyampaikan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas ini menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo dan Plt Gubernur Sulawesi Selatan.

Menurutnya, ini sebuah kebahagiaan, karena dirindukan oleh sekitar 24 ribu guru SMA/Sederajat, sekitar 600 ribu siswa SMA/sederajat serta para orang tua.

Siswa cuci tangan sebelum memulai sekolah tatap muka di SMAN 21 Makassar, Jumat 9 April 2021 / [SuaraSulsel.id / Humas Pemprov Sulsel]

"Pembelajaran tatap muka terbatas ini hanya dilakukan pada jenjang SMA/sederajat. Untuk di Makassar, tiga sekolah dulu. Dalam satu minggu dibatasi dengan dua hari pembelajaran dalam waktu maksimum tiga jam dengan jumlah siswa yang datang dibatasi 50 persen dari jumlah setiap kelas. Jadi siswa (yang tidak masuk sekolah), belajar di rumah dan Minggu berikutnya masuk," jelasnya.

Ia pun mengaku, bahwa para guru di 3 sekolah tersebut telah melakukan vaksinasi Covid-19. "Jika ada guru yang masih belum vaksin, hari ini kami berkomitmen bersama Dinas Kesehatan menyelesaikan vaksinasi bagi guru-guru di masing-masing sekolah itu," imbuhnya.

Load More