Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 25 Maret 2021 | 08:29 WIB
Hilyatul Aulia, Siswa Kelas 2 SMA 1 Bulukumba, Sulawesi Selatan memberikan edukasi kepada anak-anak di sekityar tempat tinggalnya tentang bahaya menikah dini / [ Jurnalis Warga : Maulydia]

SuaraSulsel.id - Maraknya pernikahan dini di Sulawesi Selatan tidak hanya membuat resah pemerintah dan aktivis anak.

Bahaya pernikahan dini juga sudah mulai dipahami oleh siswa SMA. Bahkan beberapa siswa sudah berani memberikan edukasi kepada teman-temannya. Agar tidak menikah saat masih duduk di bangku sekolah.

Seperti yang dilakukan oleha Siswa Kelas 2 SMA 1 Bulukumba, Sulawesi Selatan, Hilyatul Aulia.

Ila sapaan akrabnya, berupaya mencegah pernikahan dini di Bulukumba dengan mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan literasi.

Baca Juga: Polisi Tangkap 3 Pengeroyok Anggota TNI di Bulukumba

Karena pernikahan dini bukan hal yang baru di Indonesia. Bahkan kasusnya semakin meningkat selama pandemi Covid-19.

Ila pun mengajak anak-anak di kampungnya untuk belajar bersama. Karena melihat maraknya pernikahan dini yang sering terjadi di sekitar tempat tinggalnya.

Inisiatif Ila tersebut bermula ketika ia menginjak SMP dimana ada seorang temannya tiba-tiba saja dinikahkan oleh keluarganya. Dengan alasan jika dia melanjutkan sekolahnya dia akan tambah nakal dan tambah bodoh.

Mengutip dari Terkini.id -- jaringan Suara.com, karena hal itu, Ila berpikir ada yang salah dengan pemikiran orang tua temannya itu. Dari situlah dia terdorong untuk mencegah pernikahan dini yang memiliki banyak dampak negatif.

“Di keluargaku sendiri saya sering diajari bahwa pernikahan dini itu agak bahaya apalagi kalau tidak dibekali dengan pendidikan atau pengetahuan tentang pernikahan itu sendiri,” ujar Ila, Rabu 24 Maret 2021.

Baca Juga: Kalis Mardiasih: Krisis Covid-19, Anak Perempuan Miskin Dikorbankan

Menurutnya, banyak remaja bahkan orang tua yang tidak tahu tentang konsekuensi yang akan mereka hadapi ketika menikah dini.

Maka dari itu, Ila memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk mencegah pernikahan dini itu sendiri.

Kebetulan, kata Ila, dia juga suka kegiatan membaca. Oleh karenanya, ia berinisiatif untuk membuat taman baca dan mengajak anak-anak di kampungnya untuk berliterasi bersama dan secara tidak langsung Ila juga menjelaskan tentang bahaya pernikahan dini.

“Kebetulan saya itu suka baca dan memang membaca itu sangat penting jadi saya berinisiatif untuk membuat taman baca,” tuturnya.

Orang tua dan teman-teman Ila juga sangat mendukung apa yang ia kerjakan karena memang menurut mereka hal itu positif.

Ila juga mengatakan bahwa ada beberapa orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk belajar di taman baca yang dia kelola. Tapi tidak sedikit juga yang mendukung apa yang dilakukannya itu.

“Awalnya ada beberapa orang tua yang tidak izinkan anaknya ikut belajar sama saya karena mungkin dia berpikir untuk apa anakku ikut ke sana, tapi tidak sedikit juga orang tua yang mendukung apa yang saya lakukan ini,” ungkap Ila.

“Kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ada 7 miliar manusia di dunia ini, kalau semua berpikir untuk tidak melakukan apa-apa, lalu siapa yang mau memulai?,” pungkasnya.

Penulis : Maulydia (Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Jurusan Jurnalistik)

Load More