SuaraSulsel.id - Syafril Chaidir Syam ternyata tak pernah membayangkan bakal menjadi politisi. Apalagi menjadi bupati. Ia malah bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil.
Dulu, ia mengaku ingin menjadi PNS. Mengikuti jejak kedua orang tuanya.
Chaidir kemudian masuk di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin. Padahal, semasa SMA, ia menggandrungi pelajaran biologi atau sains.
"Cita-cita awal, tidak pernah berpikir ke situ (jadi Bupati). Malah awalnya saya mau meneruskan cita-cita bapak dan ibu, jadi ASN," kata Chaidir.
Seiring berjalannya waktu, jiwa politiknya mulai muncul. Apalagi saat bergabung dengan sejumlah organisasi seperti Pemuda Muhammadiyah.
Di zamannya kuliah era reformasi mulai bergulir. Sosok Amin Rais saat itu menjadi panutannya.
"Itu alasan kenapa saya masuk di PAN. Saya senang dengan beliau," bebernya.
Ia pun ingin mengubah pemikiran masyarakat. Bahwa politik itu tidak selamanya kejam, jahat, dan kotor. Hal itu dibuktikan dengan terpilihnya dia menjadi wakil rakyat empat periode.
Ia pertama kali menduduki jabatan politik pada tahun 2007 sebagai pergantian antar waktu (PAW). Sebelumnya, ia sempat maju pada pemilihan legislatif 1999. Tapi gagal.
Baca Juga: Detik-detik 2 Siswa Jatuh dan Tenggelam di Air Terjun Pung Bunga Maros
Dua tahun sebagai PAW, ia kemudian kembali mencalonkan diri pada Pileg 2009-2014. Tahun 2010, ia menduduki kursi Wakil Ketua I di DPRD Kabupaten Maros.
Posisi strategis disematkan kepadanya pada tahun 2014. Ia menjadi Ketua DPRD Kabupaten Maros, sekaligus ketua termuda di Sulsel.
"Dan saat ini menjadi salah satu Bupati termuda di Indonesia. Kalau di Maros, yang paling muda," jelasnya.
Wakilnya, Suhartina Bohari juga adalah perempuan pertama yang jadi pemimpin di Maros. Sekaligus mewakili kaum milenial.
Chaidir dan Suhartina akan dilantik menjadi Bupati Maros, Jumat (27/2/2021) besok. Bersama 10 calon kepala daerah lainnya, mereka akan dilantik di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Chaidir mengaku usai dilantik, akan fokus bekerja. Tentunya yang paling utama di sektor kesehatan.
Kata Chaidir, penanganan Covid-19 adalah program 100 hari kerjanya. Apalagi pemerintah pusat menargetkan pembelajaran tatap muka bisa digelar Juli nanti.
"Kita lagi di masa pandemi. Tentu ingin memastikan masyarakat harus sehat," ujarnya.
Ia bilang punya sejumlah visi misi untuk masyarakat Maros. Yakni membuka 20 ribu peluang kerja dan bisnis dengan bantuan modal usaha setiap lingkungan RW.
Juga bagaimana merevitalisasi sungai dari hulu ke hilir untuk mencegah banjir. Perlu pola jangka panjang tanpa merusak lingkungan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Pelindo Regional 4 Siap Hadapi Lonjakan Arus Penumpang, Kapal, dan Barang
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel
-
Dari Gelap ke Terang: Listrik Gratis yang Mengubah Hidup Warga
-
Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01, BGN Lakukan Penanganan Penuh