SuaraSulsel.id - Perjalanan karier Marko Djuliarso menuju posisinya sekarang tak selalu mulus. Usai meraih gelar Sarjana Teknik Industri dari Universitas Tennessee, ia sempat bekerja selama dua tahun di Boston dan Jakarta. Sebelum pindah ke Singapura untuk bekerja dan kuliah.
Dari ribuan lamaran yang dikirim, sebagian besar perusahaan menolak dan tidak memberi kabar. Sambil menunggu panggilan, laki-laki yang gemar olahraga kebugaran ini bekerja serabutan.
“Saya kerja di Target, semacam supermarket, sebagai clerk atau yang naruh-naruh (menyusun) barang. Terus juga kerja di 24 hour fitness, semacam gym, tapi tetap nyari kerja terus,” tuturnya.
Kegiatan itu dijalaninya selama enam bulan, sebelum mendapat tawaran bekerja sebagai insinyur di sebuah perusahaan yang memproduksi jendela di Dallas.
Baca Juga: Produk Penyegaran, Honda City Hatchback Belum Tentu Dijual di Indonesia?
Pada saat bekerja di perusaan produsen jendela itu lah tawaran kerja dari Boeing datang. Ia sendiri mengaku sempat lupa. Sudah pernah melamar dan wawancara ke Boeing.
Marko, insinyur asal Indonesia di AS. Ikut mengembangkan roket dan pesawat yang lebih canggih untuk masa depan. Marko Djuliarso ikut menggarap pembuatan roket baru yang akan membawa astronaut ke Bulan.
Amerika Serikat berambisi mengirim astronaut ke Bulan sebelum 2024 dan pada akhirnya ke planet Mars.
Target itu semakin dekat dengan pembangunan Space Launch System (SLS), yang disebut-sebut sebagai roket milik Badan Penerbangan dan Antariksa (National Aeronautics and Space Administration/NASA) yang paling kuat.
Sebagian besar komponen SLS dibuat oleh Boeing, perusahaan dirgantara terbesar di dunia yang kantor pusatnya ada di AS.
Baca Juga: Tega! WNI Buang Bayi yang Baru Dilahirkan di Kedai Malaysia
Marko Djuliarso adalah seorang insinyur asal Indonesia yang terlibat dalam penggarapan roket raksasa tersebut di sebuah fasilitas Boeing di New Orleans, negara bagian Lousiana.
Lulusan Teknik Industri Universitas Tennessee ini berperan sebagai industrial engineer (insinyur teknik industri) dalam proyek yang telah menelan biaya puluhan triliun rupiah itu.
“Fokusnya ke schedule, budget, atau cost dan kualitas. Kita mengaplikasikan konsep industrial engineering untuk mempercepat schedule, menurunkan ongkos dan menaikkan kualitas produk yang keluar dari pabrik,” ujar pria berusia 42 tahun kepada VOA.
Bekerja di Boeing selama 10 tahun
Pemilik dua gelar Master Sains dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura dan Universitas Southern California ini mengatakan meski banyak tantangannya, ia merasa bersyukur bisa mendapat kesempatan terlibat dalam proyek yang akan menentukan masa depan dunia antariksa itu.
“Unik sekali proyek ini. Saya merasa beruntung dan mencoba appreciate (menghargai) kesempatan ini. Apalagi kita sudah berhasil mengirim unit pertama ke NASA. Dan itu paling memuaskan kalau kita sudah bisa menyelesaikan produk pertama dan bisa menyerahkan produk ke customer,” ujar pria kelahiran Jakarta yang telah mengerjakan proyek roket sejak 2017 ini. (VOA)
Berita Terkait
-
Pelatih Korsel Masih Shock Dihajar Timnas Indonesia U-17: Kok Bisa Kalah
-
Ancaman Serius! Inilah Deretan Pemain Yaman U-17 yang Bisa Menggagalkan Langkah Timnas Indonesia
-
Piala Asia U-17: Hadapi Yaman, Pasukan Garuda Muda Harus Waspadai Overconfidence
-
DPR Akui Kekosongan Dubes Indonesia di AS Berdampak, Tapi Soal Tarif Menteri yang Harus Negosiasi
-
Aksi Solidaritas Tenaga Kesehatan Indonesia untuk Palestina
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Cuti Lebaran Usai! ASN Sulsel Wajib Ngantor Besok, Nekat Libur? Ini Sanksinya!
-
Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram
-
Gelap Ruang Jiwa: Bisnis Aksesori Binaan BRI yang Ekspansi Global Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Batal Nikah Gegara Uang Panai? Rumah Calon Pengantin Pria di Jeneponto Hancur
-
Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok