SuaraSulsel.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, mengatakan perguruan tinggi saat ini berada dalam era kualitas dan bukan lagi sekadar menjalankan rutinitas.
Prof Haedar di Makassar mengatakan akreditasi dan perangkingan menjadi standar formal yang mencerminkan mutu institusi pendidikan tinggi.
Ia mencontohkan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Sering bergantian masuk dalam 10 besar kampus terbaik nasional, serta diakui dalam pemeringkatan internasional.
Baca Juga: Semangat Baru Muhammadiyah Sulsel: Bangun Gedung 13 Lantai
“Kampus harus dikelola secara modern, efisien, efektif, dan berorientasi tujuan. Tidak boleh dikelola secara personal, berdasarkan relasi, keluarga, atau kelompok,” ujarnya saat mengisi kuliah tamu di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Ahad 6 April 2025.
Prof Haedar juga menekankan pentingnya tata kelola kampus berbasis keahlian dan profesionalisme.
Ia mendorong agar kampus selalu bergerak maju dan progresif setiap tahun.
Dosen yang memperoleh gelar doktor dan profesor diharapkan juga meningkatkan kontribusi dalam riset dan pengabdian, bukan hanya menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban.
“Kalau tidak, dosen hanya akan menjadi beban. Kampus juga harus membangun ekosistem riset yang produktif, bukan sekadar formalitas,” tegasnya.
Baca Juga: Dosen Unismuh Makassar Dikirim Kemenkes Bantu Korban Gempa Myanmar
Ia menyebut universitas-universitas di Jepang seperti Nara University sebagai contoh kekuatan riset yang patut dicontoh.
Unismuh, menurutnya, dapat mengembangkan riset sosial yang relevan dengan agenda kemajuan bangsa.
Di akhir kuliahnya, Prof. Haedar mengingatkan pentingnya komitmen seluruh civitas akademika terhadap nilai-nilai Muhammadiyah.
“Kampus bukan sekadar tempat mencari pekerjaan, tetapi ruang pengabdian dan ibadah. Harus ada komitmen ke-Muhammadiyahan yang kuat,” ujarnya.
Kemandirian Muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir mengatakan, kemandirian keuangan Muhammadiyah di wilayah atau daerah adalah kekuatan sejati. Karena pusat tidak mensubsidi pembangunan fisik.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
3 Mantan Stafsus Nadiem Makarim yang Akan Diperiksa Kejagung Besok
-
9 Rumah di Karuwisi Kota Makassar Ludes Terbakar
-
Gorontalo Darurat Sampah! Apa Tindakan Gubernur?
-
Daftar 5 Perusahaan yang Dapat Izin Tambang Nikel di Raja Ampat
-
Air Mata dan Keberanian: Perjuangan Andi Ninnong, Perempuan Bugis Mengubah Wajo Jadi Bagian NKRI