SuaraSulsel.id - Puluhan warga penambang emas dari Desa Tatelu, Tatelu Rondor, dan Warukapas bersama penambang dari desa sekitar, melakukan unjuk rasa.
Menolak rencana eksplorasi oleh perusahaan besar PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) bersama PT Iyosa.
Aktivitas warga penambang di Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang semula tenang, mendadak panas.
Perusahaan ini diduga akan melakukan penambangan di lahan tambang rakyat yang saat ini adalah Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Tatelu.
Para penambang lokal yang berunjuk rasa mengaku resah, tanahnya akan diambil alih perusahaan.
Warga mengaku melihat alat berat milik perusahaan turun ke lokasi WPR Tatelu.
Nofki Rumagit warga Tatelu yang ikut aksi mengatakan, aksi penambang adalah spontanitas akibat keresahan warga yang perekonomiannya terancam. Padahal nasib warga ini tergantung dari aktivitas pertambangan emas di wilayah Kecamatan Dimembe dan Talawaan.
“Warga hanya melakukan aktivitas pertambangan di wilayah yang diciutkan dari KK yang sudah bukan wilayah TTN. Ketika TTN lakukan eksplorasi di wilayah yang sudah tidak termasuk wilayah KK, jelas sangat meresahkan warga penambang yang menggantungkan hidup dengan bekerja di WPR, sehingga kami menolak kehadiran perusahaan di lokasi pekerjaan kami,” ujarnya, Rabu 10 Februari 2021.
Victor Kamagi tokoh masyarakat Desa Warukapas mengatakan para penambang dengan tegas menolak kehadiran PT. TTN dan PT. Iyosa di Tatelu.
Baca Juga: Penggembala Sapi Tewas Tenggelam di Area Penambangan Emas Ilegal Kuansing
“Areal saat ini adalah tempat kami mencari sesuap nasi, sehingga kami menolak adanya aktivitas TTN," ujar Victor.
Demo penambang pun mendapat perhatian pemerintah setempat. Tampak Camat Dimembe Ansye Dengah, Hukum Tua Desa Tatelu John Lausan, dan Kapolres Minut AKBP Grace Rahakbau langsung turun ke lokasi untuk menenangkan massa.
Pemerintah mengapresiasi masyarakat yang melakukan aksi tidak anarkis dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Semua masih terkendali. Kami juga menyatakan terima kasih kepada Kapolres Minut yang sudah membantu melakukan pengamanan. Bahkan melakukan negosiasi pertemuan antara pemilik lahan, penambang serta pihak TTN,” kata Lausan.
Usai melakukan aksi, para penambang diarahkan untuk kembali bekerja seperti biasa di lokasi masing-masing.
“Saya menghimbau kita semua untuk menjaga keamanan dan ketertiban dan untuk penambang dapat kembali bekerja di lokasi masing-masing. Kami beserta pemerintah terkait akan mengupayakan pertemuan antara masyarakat penambang dengan pihak perusahaan. Silakan bekerja dan jangan lupa tetap melaksanakan protokoler kesehatan pencegahan Covid19,” tegas Rahakbau.
Sementara itu, pihak PT TTN yang dikonfirmasi BeritaManado.com -- jaringan suara.com terkait kabar akan beroperasi di wilayah WPR Tetelu belum merespons.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
-
Bisnis Riza Chalid Apa Saja? Sosok Koruptor Berjulukan The Gasoline Godfather
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai Awet di Bawah Rp 2 juta, Tahan Seharian! Terbaik September 2025
Terkini
-
Pemprov Sulsel Usul Rp233 Miliar untuk Bangun Ulang Gedung DPRD
-
Mantan Pegawai Bank Divonis 3 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Gubernur Sulsel-BPOM Teken MoU Hibah Lahan dan Pendirian Politeknik Rp1,7 Triliun
-
PKKMB Tanpa Perpeloncoan, Universitas Megarezky Fokus Bangun Karakter Mahasiswa Unggul
-
Warga Bone Lompat di Jembatan Watu Cenrana