"Di Indonesia, Hak Cipta dapat diperoleh bukan karena pendaftaran dan bukan merupakan keharusan karena tanpa didaftarkan Hak Cipta telah ada, diakui, dan dilindungi," sambungnya.
Kenapa hal ini terus terjadi? karena tidak ada media atau pihak yang melaporkan, kata Azis. Selain itu media sepertinya kurang memperhatikan Hak Cipta dari produknya sendiri atau memang sengaja melakukan hal itu untuk tujuan tertentu.
"Tujuan dari materi seminar ini sebenarnya ingin mengingatkan bahwa produk jurnalistik itu dilindungi Undang-Undang. Bukannya ingin membatasi para konten kreator di Instagram,"
Azis juga mengatakan akan mendorong permasalahan ini kepada asosiasi wartawan dan media untuk mengingatkan bahwa konten jurnalitik dilindungi oleh UUHC.
Menanggapi materi tersebut, Ketua AMSI Sulsel Herwin Bahar mengatakan, sejauh ini belum ada media yang komplain terhadap kontennya dikutip oleh pengelolah akun instagram anonim.
"Kenapa? karena merasa adanya konten yang dicomot itu pembaca yang dulunya hanya melihat konten yang dikutip akan singgah ke media tersebut," ujarnya.
Herwin mengatakan tindakan comot berita juga membantu dalam meningkatkan traffic pembaca. "Banyak media merasa bahwa tidak masalah kalau dicomot,"
Hanya saja rata-rata media sosial dengan nama anomin itu sulit diidentifikasi karena mereka tidak menampilkan alamat beroperasi.
Karena itu pula, Herwin meminta kepada pemerintah untuk kembali melakukan sosialisasi Undang-Undang Hak Cipta 28/2014 khususnya kepada pengelolah media karena ini penting agar Hak Cipta dan Hak Ekonominya tidak dirugikan oleh pihak lain. "UUHC perlu disosialisasikan lebih baik lagi,"
Baca Juga: Setop! Jangan Tanya Perasaan Keluarga Korban Sriwijaya Air, Langgar Etik
Sementara, Suardi Tahir, menanggapi fenomena ini mengatakan, dirinya menyerahkan kepada pembaca atau followers mau mengikuti akun pemilik produk jurnalistik yang asli atau bukan.
"Kita serahkan kepada pembaca untuk memilih. Apakah mau mengikuti pemilik asli konten jurnalistik atau bukan," ujarnya.
Selain mengupas soal Hak Cipta karya jurnalistik, seminar yang merupakan kelompok 5 ini juga membahas materi fenemona media mainstream versus media oleh yang dibawakan oleh Novika Ayu Triany, kemudian Hasanuddin dengan materi Fungsi dan Peran Media.
Lalu Muhammad Rizal Alfaruqhi dengan judul materi Pengaruh Media terhadap publik, Fadli Ilham dengan materi Kepentingan Ekonomi Politik Media dan Irwan Sakkir dengan judul materi Strategi Bisnis Media Sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Statistik Mengkhawatirkan Sandy Walsh, Pantas Turun Kasta ke ASEAN?
-
6 Mobil Bekas Murah Stylish Tanpa Modif untuk Anak Muda, Lengkap Estimasi Pajaknya
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
Terkini
-
Wagub Sulsel Fatmawati Rusdi Terima Lencana Melati dari Kwarnas Pramuka
-
Investasi di Sulawesi Selatan Terganggu? Yuk Kenalan Dengan Satgas Percepatan Investasi
-
Pemkot Makassar Buka Pendaftaran Direksi dan Dewan Pengawas di 5 BUMD
-
Semua Pasukan Berani Mati! Veteran Ungkap Semangat Membara Operasi Trikora, Dwikora, dan Seroja
-
Sengketa Lahan 52 Hektare di Makassar, Pelapor dan Terlapor Sudah Tiga Kali Dipanggil Polisi