Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 28 Desember 2020 | 08:06 WIB
Petugas beristirahat di tempat isolasi pasien OTG COVID-19 di Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Sabtu (26/12/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

SuaraSulsel.id - Melepas tahun 2020 terasa sangat berat. Beban Covid-19 terlalu berat. Kasus baru terus tumbuh hingga dua kali lipat dari bulan sebelumnya.

Pertanyaan yang selalu muncul, mengapa kasus ini terus meningkat dan kapan berakhir? Tentu pertanyaan yang relatif sulit dijawab.

Ridwan Amiruddin, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulsel dan Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat (Persakmi) Indonesia mengatakan, secara science epidemiologi menggambarkan, pertumbuhan Covid-19 baik secara global maupun nasional dapat ditinjau dari beberapa perspektif.

Berikut 6 perspektifnya :

Baca Juga: ASN Positif Covid-19, Giliran Kantor Dispora Pemprov Sulsel Lockdown

1. Perbedaan iklim. Ada kecenderungan kasus Covid-19 mengalami percepatan pertumbuhan di musim hujan atau musim dingin dibanding musim kemarau atau panas.

2. Covid-19 mengalami penyebaran yang cepat di lingkungan keluarga yang padat. Dengan ventilasi rumah yang buruk.

3. Mutasi Covid-19 terus berlangsung dengan daya tular yang lebih cepat hingga 70 persen. Menjadi mimpi buruk bagi penanganan Covid-19.

Meskipun belum cukup bukti tentang angka fatalitas kasusnya yang lebih tinggi atau sebaliknya.

Namun demikian, dengan penularan yang tinggi via aerosol, maka perlu pendekatan baru yang lebih agresif.

Baca Juga: Jumlah Warga Sulsel Terpapar Covid-19 Sudah Lebih 27 Ribu Orang

4. Karakter penduduk yang sulit berperilaku disiplin. Literasi kesehatan yang rendah.  Mudah mempercayai berita hoaks, kritis, temperamental dengan lokus kontrol yang rendah. 

Load More