Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 28 Desember 2020 | 08:06 WIB
Petugas beristirahat di tempat isolasi pasien OTG COVID-19 di Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Sabtu (26/12/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Ini ciri masyarakat menengah ke bawah yang dominan. Sehingga, edukasi 3M tidak diperdulikan.

5. Ilusi vaksin. Pola kebijakan yang sepertinya ditarik ke sumbuh kuratif dengan gencar menginformasikan tentang vaksin Covid-19.

Edukasi vaksin seolah menyamarkan pentingnya program 3M (protokol kesehatan).

6. Evaluasi program mitigasi multisektor yang relatif berhasil hingga September, cenderung mengendorkan protokol kesehatan.

Baca Juga: ASN Positif Covid-19, Giliran Kantor Dispora Pemprov Sulsel Lockdown

Dampaknya, titik balik kasus bertumbuh tak terkendali dengan pemicu utama pilkada, pesta, pembukaan pusat pusat bisnis, dan kegiatan sosial lainnya.

Sebagai respons dari kebijakan pemerintah terkait dengan adaptasi kebiasaan baru.

Kondisi tersebut menjadi pemicu Covid-19 di berbagai wilayah bertumbuh secara eksponensial dan menghawatirkan.

Hal ini disebabkan ketidakjelasan road map pengendalian Covid-19 yang harus dijalankan.

Simpang siurnya penanganan Covid-19 di lapangan membuat kebingungan di masyarakat. Tentang langkah langkah yang harus diambil.

Baca Juga: Jumlah Warga Sulsel Terpapar Covid-19 Sudah Lebih 27 Ribu Orang

Faktor penentu yang lain adalah lemahnya sense of crisis pimpinan di daerah dengan penafsiran tindakan mitigasi yang sub standar. Jauh dari upaya yang diharapkan dalam mengontrol penularan Covid-19.

Load More