Namun peristiwa ini, kata Akin, jadi peristiwa pembantaian terbesar di Sulsel yang menjadi momentum duka mendalam bagi warga Sulsel. Westerling begitu keji kala itu. Penduduk sipil yang jadi korban.
"Tidak hanya militer, tapi kebanyakan sipil. Semua penduduk dikumpulkan lalu dan dipaksa mengaku. Ditembak di tempat, di depan keluarganya. Tahanan juga jadi korban," tuturnya.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibuatlah monumen 40.000 jiwa dan nama jalan 40.000 jiwa. Karena sebagian para korban dikuburkan secara massal di lokasi ini.
Setiap tanggal 11 Desember, pemerintah setempat melakukan upacara penghormatan. Tahun ini diperingati ke 74 tahun.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman bertindak sebagai inspektur upacara, pagi tadi. Ia mengenang, kejinya kejahatan Belanda kala itu.
"Jika kita mengenang kembali peristiwa itu, tentu hal ini sangat menyayat hati. Melihat begitu sadis dan begitu tidak berprikemanusiaan. Peringatan ke 74 th korban 40.000 jiwa bukan momentum untuk balas dendam, tapi melanjutkan dalam bentuk lain, yaitu mendorong ekonomi semakin baik, masyarakat semakin sejahtera karena pembangunan merata dan berkeadilan," kata Sudirman.
Perjuangan di Era Pandemi
Di era pandemi ini, Sudirman mengatakan bukan lagi saatnya untuk menjadi pahlawan untuk mengusir penjajah. Namun, menjadi pahlawan bagi keluarga dan orang di sekitar kita.
"Para pahlawan telah mengorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan salah satunya dengan cara bergotong royong. Tentu semangat bergotong royong ini kembali diuji di masa pandemi Covid-19 ini," katanya.
Baca Juga: Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik JK Ditangani Setelah Pilkada
Ia menyebutkan Bangsa Indonesia pernah menghadapi persoalan kehidupan yang besar, yaitu melawan penjajah. Kini sekarang bangsa kita melawan Covid 19.
"Semangat perjuangan sedang diuji saat ini, bagaimana kita bekerja sama, bagaimana kita survive untuk menghadapi persoalan kehidupan bangsa termasuk menghadapi Covid-19," sebutnya.
Wakil Gubernur berpesan agar semangat momentum peringatan Korban 40.000 jiwa di Sulsel terus berkobar dan tidak ada lagi toleransi terhadap penjajahan.
"Jangan surut spirit kita, terus berjuang mengisi kemerdekaan dan tidak ada lagi toleransi terhadap penjajahan, termasuk bagaimana kita bersama memajukan Indonesia," pungkasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Minta Maaf ke Masyarakat Toraja, Siap Jalani Proses Hukum
-
BREAKING NEWS: Rektor UNM Diberhentikan! Menteri Turun Tangan Usut Kasus Pelecehan
-
Semua Wilayah Sulsel Rawan Banjir? BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan!
-
Pengusaha Makassar Laporkan Wakil Wali Kota ke Polisi, Ini Kasusnya
-
Komentar 3 Calon Rektor Unhas Usai Pemilihan, Siapa Bakal Taklukkan MWA?