SuaraSulsel.id - Uap panas mengepul membawa aroma gula merah dan pandan. Uni (48 tahun) dengan ramah melayani pelanggan. Sembari kedua tangannya terus menari memasukkan bahan kue dalam cetakan.
Ya, sudah 12 tahun wanita paruh baya itu menjual putu cangkir atau dalam bahasa Makassar Putu Cangkiri'. Kue tradisional khas Bugis yang legendaris.
Kudapan ini masih bisa dijumpai di pinggiran jalan. Salah satunya di warung semi permanen milik Uni di bilangan Jalan Cendrawasih, Kota Makassar.
Setiap harinya, Uni berjualan putu cangkiri' mulai pukul 16.00 hingga 18.00 wita. Saat azan magrib berkumandang, dia pun beranjak pulang.
SuaraSulsel.id menyambanginya, Minggu (6/12/2020). Uni tengah sibuk membuat 100 putu cangkiri' yang dipesan oleh pelanggan sejak siang. Dalam sehari saja, ia kadang bisa mencetak 800 putu.
"Biasa sampai seribu putu saya bikin dalam sehari. Alhamdulillah ramai. Banyak yang pesan untuk acara-acara," kata Uni.
Ia mengaku mempelajari teknik membuat putu cangkiri' dari mertuanya yang telah menjual selama puluhan tahun di Limbung, Kabupaten Gowa. Daerah ini memang pusatnya pembuat kue putu.
"Jadi awalnya dari mertua, lama kelamaan bisa sendiri. Sampai di sini (Makassar) saya coba dan banyak yang beli," tambahnya.
Cara pembuatan kue putu cangkiri' terbilang unik. Bahkan menjadi hiburan tersendiri bagi para pembeli.
Baca Juga: Siswa SD Tewas Tersengat Listrik saat Main di Lantai 2 Rumah Teman
Tingkat kesulitannya hanya pada pengukusan saja. Harus pas agar adonan tidak mentah. Begitupun kecepatan tangan harus seirama agar matangnya pas.
Jika tidak, adonan putu cangkiri' yang berbentuk serbuk bisa terburai. Untuk mengeraskan adonan hanya menggunakan uap panas.
Lalu, kenapa namanya putu Cangkiri'? Penamaan cangkiri' ini karena bentuk kue putu yang sekilas memang mirip cangkir terbalik. Tapi bahan dasar pembuatannya tidak menggunakan cangkir sama sekali.
Bahannya sangat sederhana. Hanya terbuat dari gula merah untuk rasa original, beras ketan, dan kelapa parut sebagai isiannya.
Dari suku katanya, putu Cangkiri' ini terdiri atas dua suku kata, yaitu: Putu artinya panganan dari beras ketan, dan Cangkiri' yang berarti cangkir.
Belakangan, Uni berinovasi dengan menghadirkan varian rasa baru yakni ketan putih, pandan dan ketan hitam. Omzet yang diraupnya dalam sebulan bisa mencapai Rp 6 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Parade IM3 SATSPAM di Makassar, Kenalkan Fitur untuk Lindungi Masyarakat dari Penipuan Digital
-
La Tamming Bos Tukang Tipu di Tiktok Ditangkap Polisi di Sidrap
-
Apa Itu Bintang Mahaputra Adipurna? Diberikan Prabowo ke Menteri Pertanian Amran Sulaiman
-
Detik-Detik Imam Salat Subuh Ditikam di Masjid Baiturrahman Morowali Terekam CCTV
-
Proyek Gedung Fakultas Hukum Unhas Makan Korban