SuaraSulsel.id - China mengkritik Paus Fransiskus, karena isi bukunya yang baru terbit menyebutkan penderitaan kelompok minoritas Muslim Uighur di China.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan, pernyataan Paus Fransiskus itu “tidak memiliki dasar faktual sama sekali".
“Orang-orang dari semua kelompok etnis menikmati hak penuh untuk bertahan hidup, berkembang, dan berkeyakinan secara bebas," kata Zhao pada konferensi pers harian.
Zhao tidak menyebutkan kamp-kamp tempat lebih dari 1 juta orang Uighur dan anggota kelompok-kelompok minoritas Muslim China lainnya ditahan.
Baca Juga: China Kecam Paus Fransiskus Karena Ungkit Persekusi Uyghur
Pemerintah AS dan pemerintah-pemerintah negara lainnya, bersama dengan kelompok-kelompok HAM, mengatakan fasilitas-fasilitas seperti penjara itu dimaksudkan untuk memisahkan muslim dari agama dan warisan budaya mereka.
Serta memaksa mereka untuk menyatakan kesetiaan kepada Partai Komunis yang berkuasa di China dan pemimpinnya, Xi Jinping.
China, yang awalnya menyangkal keberadaan fasilitas tersebut, sekarang mengatakan bahwa fasilitas-fasilitas itu adalah pusat-pusat yang dimaksudkan untuk memberikan pelatihan kerja dan mencegah terorisme dan ekstremisme agama secara sukarela.
Dalam buku barunya "Let Us Dream" yang akan dirilis 1 Desember, Paus Fransiskus mencantumkan “orang Uighur yang malang" di antara contoh kelompok-kelompok yang dianiaya karena kepercayaan mereka.
Paus Fransiskus menulis tentang perlunya melihat dunia dari sudut pandang lain “ke tempat-tempat dosa dan kesengsaraan, pengucilan dan penderitaan, penyakit dan kesendirian".
Baca Juga: Ketua KPK Klaim Baca How Democracies Die Tahun 2002, Padahal Terbit 2018
Di tempat-tempat penderitaan seperti itu, “Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: Rohingya, orang Uighur yang malang, dan Yazidi. Apa yang ISIS lakukan terhadap Yazidi benar-benar kejam. Atau, orang Kristen di Mesir dan Pakistan yang terbunuh oleh bom yang meledak saat mereka berdoa di gereja," tulis Paus Fransiskus.
Berita Terkait
-
Debut dalam Laga Lawan China, Mampukah Emil Audero Penuhi Ekspektasi?
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Ulasan Novel Aroma Karsa: Ambisi Mencari Kejayaan Lewat Teka-teki Wewangian
-
Resensi Novel The Infinite Quest, Kasus Penculikan dan Teknologi Awet Muda
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Cuti Lebaran Usai! ASN Sulsel Wajib Ngantor Besok, Nekat Libur? Ini Sanksinya!
-
Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram
-
Gelap Ruang Jiwa: Bisnis Aksesori Binaan BRI yang Ekspansi Global Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Batal Nikah Gegara Uang Panai? Rumah Calon Pengantin Pria di Jeneponto Hancur
-
Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok