Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 23 November 2020 | 15:21 WIB
Guru di Pulau Lanjukang mengajar anak-anak dengan fasilitas yang terbatas / [Foto: Istimewa]

"Baru aktif bulan Oktober setelah direnovasi. Atapnya diperbaiki, lantainya ditembok, tapi dinding belum. Jadi mungkin lebih nyaman belajarnya," lanjut Ilham.

Ia tak sendiri. Pengajar lainnya, Hada. Wanita setengah baya itu juga penduduk lokal di Pulau itu, yang tergerak hatinya untuk turut mencerdaskan anak pulau.

"Anak pulau juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Harus setara, apalagi pulau Lanjukang ini masih bagian dari kota besar. Makassar ini kota besar, maju tapi pendidikan di Pulau terlupakan," ujar Hada.

Minimnya fasilitas tak membuatnya patah arang. Apalagi jika melihat senyum anak muridnya. Bagi mereka, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti mengejar asa.

Baca Juga: Cara Satpol PP Makassar Bongkar Baliho HRS: Dilipat Rapi Lalu Antar ke FPI

Ia mengaku akan terus berjuang untuk anak-anak pulau agar bisa belajar dengan layak. Sama seperti anak sekolah di daratan.

Sama seperti harapan semua orang. Hada juga berharap sekolah di Pulau bisa jadi perhatian utama pemerintah. Tidak boleh ada diskiriminasi dengan sekolah di daratan.

"Kami mengajar anak usia 6-14 tahun. Setelahnya, kami anjurkan untuk melanjutkan sekolah ke perkotaan. Kita harap peran aktif pemerintah untuk keberlangsungan sekolah di pulau. Mereka tetap harus bersekolah," tuturnya.

Sementara, Gubernur Sulawesi Selatan menyebutkan, di Sulsel ada 330 pulau. Masalah yang paling utama memang adalah pendidikan.

Anak-anak di Pulau Lanjukang Kota Makassar belajar dengan fasilitas yang terbatas / [Foto: Istimewa]

Anak pulau yang selesai di sekolah dasar dan menengah, banyak yang putus sekolah. Karena di pulau tidak ada SMA dan perguruan tinggi.

Baca Juga: Kasatpol PP Makassar: Turunkan Baliho Rizieq Shihab Bukan Dengan Kebencian

"Saya juga ada tanggung jawab anak-anak kita di pulau. Mereka kalau sudah tamat SMP, bagi pulau yang tidak punya SMA terpaksa harus putus sekolah," kata Nurdin Abdullah.

Load More