Lampu pijar itu mereka beli dari PLN. Untuk mendapatkan energi, petani harus membeli kabel sendiri.
Kata Jayadi, cukup mahal. Mereka harus merogoh kocek Rp 80 ribu per satu kilo meter. Sementara jarak tiang listrik dengan sawah sangat jauh.
"Kami kemudian urunan dengan para petani untuk membayar kabel. Karena jaraknya cukup jauh dari tiang listrik. Ambil energinya kan dari situ," beber mantan Kepala Dinas Informatika dan Komunikasi Kabupaten Enrekang ini.
Satu bidang lahan saja bisa membutuhkan sampai 12 lampu pijar. Belum lagi lahan milik petani disana berhektare-hektare. Butuh sekitar Rp 2 juta untuk mengaliri listrik ke kebun.
Baca Juga: Hati-hati, Terpapar Bawang Putih Bisa Sebabkan Iritasi
"Saya harap ada perhatian pemerintah setidaknya bagaimana untuk pengadaan listrik ke kebun karena disana sudah dijadikan objek wisata oleh warga. Setiap akhir pekan itu orang datang berkemah," tambahnya.
Namun dengan penggunaan lampu pijar, ia yakin bisa untung lebih pada panen tahun ini. Kualitas bawang kembali bagus. Tak lagi seperti selama ini, bawang harus dijual murah lantaran sisa gigitan hama.
Banyaknya cahaya lampu di malam hari membuat areal perkebunan mendapat julukan dari sebagian warga, kebun metropolitan.
Sementara, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Enrekang, Maryadi M mengaku kebun bawang tersebut mendadak viral di media sosial. Namun, wilayah itu belum masuk kawasan wisata.
"Kawasan kebun disana masih bagian dari kawasan pertanian. Tetapi untuk menikmati pemandangan lampu-lampu tersebut, kita hanya bisa melihat dari bukit," kata Maryadi saat dikonfirmasi Suarasulsel.id
Baca Juga: Tangan Gatal Setelah Pegang Bawang Putih, Mungkin Ini Penyebabnya!
Ada rencana untuk menata kebun bawang menjadi kawasan wisata? Djarot berharap demikian.
Saat ini. Asosiasi sedang melakukan pembinaan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Untuk menjadikan perbukitan di kawasan pertanian itu menjadi daerah wisata.
Berita Terkait
-
Harga Telur dan Bawang Merah Naik! Cek Update Harga Pangan Hari Ini
-
Jelang Ramadan, Harga Bawang Merah dan Cabai Rawit Merah Masih Tinggi
-
Berkat PNM, Anak Petani Bawang Bisa Berangkat ke Korea
-
Harga Bawang Merah & Cabai Rawit Melonjak, Cek Harga Pangan Terbaru Hari Ini!
-
Mau Camp di Akhir Pekan? Bukit Soe Pemboborang di Majene Cocok Jadi Pilihan
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta