SuaraSulsel.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyoroti bobroknya pelayanan perizinan di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. KPK menilai dari hasil data Center for Prevention (MCP).
Capaian angka Monitoring Center for Prevention (MCP) adalah tolak ukur pelaksanaan pemerintahan yang baik dari KPK. Capaian Pemprov Sulsel pun dinilai belum maksimal.
Anggota Tim Korsupgah KPK RI, Fritz M Wongso mengatakan, Sulsel berada pada posisi yang belum aman untuk capaian MCP.
Posisinya masih pada angka 55,52 persen. Padahal KPK mengharapkan Pemprov Sulsel berada pada posisi aman, yakni angka 70-80 persen.
Baca Juga: Sekolah di Sulawesi Selatan Dipersiapkan Buka Januari 2021
Fritz menyebutkan, ada beberapa penyebab rendahnya capaian Sulsel untuk kategori pelaksanaan pemerintahan yang baik. Salah satunya kinerja Dinas Penanaman modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Menurut Fritz, dari laporan secara administrasi, Pemprov mencatat angka MCP mencapai angka 65, namun ternyata ketika ditinjau ke lapangan rendah.
“Banyak yang pandai menulis laporan, tetap implementasinya berbeda. Misalnya PTSP yang laporan pelaksanan pelayanannya bagus. Ternyata setelah kami tinjau, masih banyak masyarakat yang harus berhubungan langsung untuk perizinan surat," kata Fritz di ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, kemarin.
Masalah diperparah dengan keluhan masyarakat yang harus bertemu dengan pejabat teknis.
Padahal sistem tersebut seharusnya daring. KPK mengaku tidak ingin disebut menghakimi sistem pelayanan, melainkan melakukan pembenahan agar kinerjanya lebih maksimal.
Baca Juga: KPK Tahan Bupati Labuhanbatu Utara Kharudin Syah Kasus Suap DAK
"Soal rapor merah atau tidak, ya nanti dilihat lah. Mungkin waktu pelaporannya bagus. Pas kami datang, ada meja yang kosong, meja yang aneh-aneh, atau yang lain," tuturnya.
Kondisi ini juga sempat disampaikan Fritz saat melaporkan capaian MCP Sulsel di rapat koordinasi.
Namun penjelasan Tim KPK tersebut langsung dipotong oleh Inspektur Pembantu Wilayah III Inspektorat Sulsel, Abel Rante.
Abel meminta data tersebut dibeberkan saat monitoring dan evaluasi nanti.
"Mohon maaf pak kami berharap KPK menyampaikan ini saat Monev nanti. Apalagi waktunya sekarang terbatas. Nanti saat rapat monitoring kita juga akan hadirkan pemerintah kabupaten atau kota," ujar Abel saat memotong pembicaraan Fritz.
Sementara, Gubenur Sulsel Nurdin Abdullah mengaku akan berupaya agar capaian MCP bisa maksimal.
Nurdin mengaku ada perlambatan kinerja akibat pandemi Covid-19. Namun, dalam tiga bulan terakhir kondisi ini, kata Nurdin, akan membaik.
"Tadi sudah disampaikan dibanding tiga bulan yang lalu kita masih nol. Tetapi seiring berjalannya pemerintahan ini akan terus kami tingkatkan," tambahnya.
Nurdin bahkan sudah melakukan inspeksi mendadak ke kantor PMPTSP. Melihat pelayanan di PTSP yang perlu dibenahi.
Pada pukul 10.00 Wita, saat Nurdin datang, meja pelayanan masih kosong.
Sementara, Koordinator Wilayah 8 KPK, Kumbul Kusdwidjanto Sudjadi menambahkan, posisi Sulsel saat ini ada pada peringkat 13 dari 34 provinsi.
Nilai integritasnya masih pada posisi rendah. KPK berharap Sulsel bisa terus berbenah dan memperbaiki jalannya pemerintahan. Menurutnya, urutan tersebut bukan berarti tidak ada korupsi di Sulsel.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Gak Ngaruh Meski Menang Praperadilan, KPK Pastikan Paman Birin Tetap Dilarang ke Luar Negeri
-
Kalah di Gugatan Praperadilan, KPK: Larangan ke Luar Negeri Untuk Sahbirin Noor Masih Berlaku
-
Raffi Ahmad Jadi Pejabat, Berapa Harta Kekayaannya? KPK Tagih LHKPN!
-
KPK ke Raffi Ahmad Cs: Artis yang Jadi Pejabat Hati-hati Terima Endorsement
-
KPK Akui Belum Periksa Bupati Situbondo yang Jadi Tersangka
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Siswa Tuna Rungu di Makassar Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru
-
KPK Kejar Aliran Uang Korupsi Kereta Api Sulsel
-
Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun