SuaraSulsel.id - Anggota Polres Selayar Bripda MI (26 tahun) dinyatakan meninggal dunia setelah tertembak pada bagian dada sebelah kiri di dalam musala pos penjagaan.
Sebelum tertembak, MI yang merupakan anggota penjagaan Satuan Sabhara Polres Selayar sempat melaksanakan ibadah salat ashar.
"Masih ada yang dilihat itu dia (MI) salat ashar. Masih sempat shalat ashar," kata Kasat Reskrim Polres Selayar Iptu Syaifuddin kepada SuaraSulsel.id, melalui sambungan telepon, Selasa (20/10/2020)
Syaifuddin menjelaskan, MI memang memiliki riwayat penyakit pada bagian kepala. Setelah mengalami kecelakaan tunggal pada Mei 2020 lalu.
Baca Juga: Tewas Ditembak di Musala, Bripda MI Anggota Polres Selayar
Ia pun sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Sebelum kembali bertugas di Polres Selayar.
"Memang agak parah penyakitnya karena di kepala itu. Bagaimana kalau jatuh di motor, kecelakaan tunggal. Jadi pendarahan di kepala dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara agak lama di sana," jelas Syaifuddin.
Setelah kondisi MI mulai membaik, kemudian diantar istri dan orang tuanya ke Kabupaten Kepulauan Selayar. MI tiba dua minggu lalu di Polres Selayar untuk kembali bertugas.
"Kalau tidak salah satu minggu atau dua minggu lalu itu tugas. Karena sudah dianggap bagus," kata dia.
"Yang jelas dia (MI) baru tiga kali piket di Polres Selayar. Piketnya 1x24 jam satu hari," Syaifuddin menambahkan.
Baca Juga: DORR! Polisi Ditembak Mati di Musala, Terkapar Bersimbah Darah, Dada Bolong
Saat bertugas, kata Syaifuddin, dua hari belakangan ini, MI memang kerap mengeluh kepada orang tuanya akibat merasa kesakitan pada bagian kepala.
"Karena selalu sakit di bagian kepala. Jadi dia ditanya sama bapaknya bahwa minum obatmu," ungkap Syaifuddin.
Pada hari ketiga piket, MI sempat terlihat mondar-mandir di sekitar musala pos penjagaan Polres Selayar. Sekaligus tempat penyimpanan senjata penjagaan.
Salah satu tahanan Polres Selayar yang mengenal baik MI pun mencoba meminta rokok. Saat melihat MI mondar-mandiri di sekitar musala.
"Ada salah seorang tahanan itu kebetulan dia kenal, sahabatnya. Tahanan ini minta rokok, dia (MI) bilang jangankan rokok, saya ini banyak masalah. Saya ini seandainya bisa mati, mati sekarang. Tidak dia (MI) kasih rokok, dia bilang saya tidak ada rokok. Saya banyak masalah ini. Seandainya saya bisa mati ini, saya mati sekarang," kata Syaifuddin, menirukan keterangan para saksi.
Dari situ, MI kemudian meninggalkan tahanan dan pergi berjalan-jalan untuk menenangkan pikirannya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ambruk di Mimbar Saat Khutbah Idul Adha
-
Sapi Kurban Presiden Prabowo Disembelih di Masjid 99 Kubah Makassar
-
Menu Sederhana dan Murah di Hari Idul Adha: Hemat Tapi Tetap Lezat!
-
Layanan Transportasi Bus Jamaah Indonesia Jelang Puncak Ibadah Haji Bermasalah
-
Ini Doa-Doa Terbaik Saat Menjalankan Puasa Arafah: Menghapus Dosa & Minta Rezki