SuaraSulsel.id - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah meminta seluruh struktur Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Makassar lebih memperkuat sinergi hingga ke tingkatan paling terbawah.
Menurut Nurdin, jika persoalan pandemi bisa teratasi di Kota Makassar, maka 90 persen persoalan Covid-19 di Sulawesi Selatan dinyatakan selesai.
Hal ini diungkapkan Nurdin saat menemui Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin di Posko Gugus Tugas Covid-19 Kota Makassar, Senin (21/9/2020).
Jika seluruh struktur penanganan Covid-19 bekerja maksimal, memperkuat sinergi baik di jajaran Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan), termasuk Polsek, Binmas, Babinsa, hingga tingkat RTRW, Nurdin yakin tidak begitu sulit untuk mengendalikan Covid-19.
"Contoh penggunaan masker saja, jika itu mampu kita massifkan penggunaannya hingga angka 90 persen oleh warga kita, itu pasti akan membawa perubahan yang sangat besar dari segi penurunan angka yang terpapar,” tegas Nurdin saat berbicara di depan sejumlah jajaran pejabat lingkup kota Makassar, termasuk seluruh camat di Kota Makassar.
Nurdin berbincang dengan sejumlah petugas Gugus Tugas Covid-19 Kota Makassar sekaligus mendengarkan pemaparan angka-angka terbaru penyebaran virus di Kota Makassar. Oleh Ketua Tim Epidemiologi Covid-19 Makassar dari Universitas Hasanuddin, Ansariadi.
Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Makassar mengatakan, pihaknya saat ini masih masif melakukan tracing dan testing dengan swab massal disejumlah titik yang dianggap memiliki pola penyebaran virus yang cukup tinggi.
“Kita sudah lakukan tes PCR secara massal di enam kecamatan episentrum dengan jumlah 2500 tes. Ini terus kita lanjutkan hingga mencapai jumlah 5000 tes. Tujuannya untuk mendapatkan peta data berupa tingkat positive rate. Alhamdulillah, dari angka tes 2500 yang kita lakukan kemarin itu, tingkat positive rate kita itu rata-rata berkisar di angka empat hingga lima persen,” ujarnya.
Grafik kenaikan angka yang terpapar Covid-19 akhir-akhir ini diakui Rudy akibat beberapa ruang aktivitas warga yang dibuka. Termasuk cafe dan gedung pesta pernikahan. Dimana masih terdapat sejumlah pelanggaran dari aspek protokol kesehatan.
Baca Juga: Istri Positif Corona, Wali Kota Pontianak: Dia Memang Banyak Kegiatan
“Mestinya memang, jika tingkat keterpaparan virus semakin menurun, protokol kesehatan diterapkan lebih ketat. Apalagi saat ini kita sudah memasuki tahapan Pilkada, perkumpulan-perkumpulan massa kembali terlihat, seperti pada tahap pendaftaran kemarin. Kita berharap itu tidak terulang pada tahapan berikutnya,” lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Gubernur Andi Sudirman Temui Korban Kebakaran Jalan Baji Dakka
-
Pencuri dan Penadah Barang Hasil Kerusuhan DPRD Makassar Ditangkap
-
Fatmawati Rusdi Tegaskan Komitmen Transparansi dan Anggaran Tepat Sasaran
-
Tiga Dokter RSUD Syekh Yusuf Gowa Ditahan Kasus Korupsi
-
Sulsel Dukung RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Lindungi Data dan Layanan Publik