Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 20 September 2020 | 14:46 WIB
Irwan saat menerima penghargaan dari PD Parkir Makassar. (Dok: PD Parkir Makassar)

Menangani banyaknya kendaraan motor untuk diparkirkan seorang diri, Irwan merasa tidak sanggup. Ia pun mengajak rekan-rekanya untuk bergabung menjadi tukang parkir.

Saat ini ada sembilan orang yang bekerja bersama Irwan. Agar penghasilan tetap merata, perkerjaan tukang parkir di depan M'tos dibagi menjadi dua regu.

Mereka masuk secara bergiliran. Hasil dari parkir pun dibagi merata agar tidak terjadi kecemburuan.

"Saya orang pertama yang jadi tukang parkir di depan M'tos. Yang saya ajak untuk kerja jadi tukang parkir di depan M'tos sudah sembilan orang. Sepuluh orang semua tukang parkir kalau dihitung sama saya," jelas Irwan.

Baca Juga: Mahasiswa Beragama Hindu yang Berjilbab Ini, Lulus Dari Kedokteran UMI

Agar tidak kena tipu, Irwan dan rekan-rekannya memberikan kode pada setiap motor yang diparkir. Mereka tidak ingin penghasilan mereka berkurang karena harus bayar denda.

"Motor tidak membawa helm di sini kita kasih kode, seperti kaca spion kita kasih menghadap naik atau ke atas. Jadi ketahuan, makanya kalau ada yang ngaku-ngaku kehilangan helm saya bersikeras juga karena memang ada kodenya. Saya sudah tandai memang. Jadi akhirnya dia mengalah karena memang dia yang salah," terang Irwan.

Irwan mengaku, sangat bahagia saat diangkat menjadi pegawai oleh Direktur PD Parkir Makassar Raya, Irham Syah Gaffar atas kejujurannya.

Irwan pun kini ditugaskan menjadi pengawas parkir pada area Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Dia diberikan gaji atau upah senilai Rp 1,2 juta perbulan.

''Sangat senang sekali karena saya orang tidak punya sekolah, tapi kenapa saya bisa kerja sebagai pengawas. Kalau yang saya baca kemarin itu Surat Keputusan (SK) cuma pegawai honor. Honornya berlaku 3 bulan. Tapi tidak tahu nanti selanjutnya bagaimana,'' katanya.

Baca Juga: Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi

Muhammad Said yang dikonfirmasi mengaku, terharu dengan kejujuran Irwan.

Selama ini, ia memandang sebelah mata orang-orang yang kerja sebagai tukang parkir. Ia pun mengaku menyesal karena menganggap tukang parkir merupakan orang-orang yang tidak jujur.

Kejujuran Irwan, katannya, telah membuatnya sadar diri bahwa anggapan negatifnya itu tidak semuanya benar.

"Saya terharu, setelah yang tadinya anggapan saya negatif tukang parkir bisa ini. Berarti saya berdosa selama ini," kata dia.

Muhammad Said merupakan warga asli Bugis Pinrang. Ia datang ke Kota Makassar untuk mencari penghidupan. Uang yang ditemukan Irwan sejatinya untuk dibelanja guna mendapatkan barang-barang dagangan.

Barang-barang yang ingin dibeli merupakan pesanan dari toko-toko kecil pinggiran jalan. Said memulai bisnis penyedia barang-barang itu belum cukup dua bulan.

Load More