Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 20 September 2020 | 14:46 WIB
Irwan saat menerima penghargaan dari PD Parkir Makassar. (Dok: PD Parkir Makassar)

"Itu hari dia mau kasih saya, tapi saya bilang ikhlas, tidak niat saya mau dapat imbalan. Makanya terharu sekali itu bosnya sama anak-anak tukang parkir di sini. Dia bilang terima kasih banyak pak, masih ada orang seperti kita," jelasnya.

Sebelum menjadi tukang parkir, Irwan hanya kerja dengan menjual kue dagangan orang. Terkadang Irwan juga berkerja sebagai buruh harian.

Namun setelah menikah dengan Irayanti (37) penghasilan dari kerjaan buruh harian dan jualan kue sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan keluarganya.

Untuk menghidupi keluarganya, mau tidak mau Irwan pun harus memutar otak. Sampai akhirnya ia mendapatkan sebuah solusi setelah melihat banyaknya motor yang tidak beraturan parkirannya.

Baca Juga: Mahasiswa Beragama Hindu yang Berjilbab Ini, Lulus Dari Kedokteran UMI

"Jadi saya pikir mungkin saya dapat uang ini kalau saya atur parkirnya orang terus saya jaga. Jadi saya mulailah dari situ untuk jadi tukang parkir. Dan saya dapat uang tiap malam," ujar Irwan.

Dengan kegigihannya, pegawai PD Parkir Makassar menyarankan untuk mendaftar di PD Parkir.

"Daftar di PD parkir untuk dikasih baju, rompi dan ID Card. Makanya saya daftar," kata dia.

Irwan sudah memiliki dua orang anak. Dari hasil parkir ia menghidupi dan menyekolahkan kedua putranya.

Putra Irwan masing-masing diketahui bernama Muhammad Irel Al Qadri (11) dan Muhammad Farel Al Qadri (8). Keduanya menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.

Baca Juga: Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi

"Anak saya tiga orang, tapi meninggal satu. Selama ini saya menghidupi keluarga saya dari hasil kerjaan parkir," katanya.

Penghasilan jadi tukang parkir ternyata tidak menentu. Banyak dan kecilnya uang yang didapatkan, semuanya tergantung dari jumlah motor yang diparkirkan.

Saat sepi Irwan biasanya membawa uang pulang Rp100 ribu. Sementara jika lagi ramai bisa mendapat Rp 150 ribu perhari.

Namun, yang paling sedikit adalah ketika cuaca di lokasi tempat Irwan kerja sedang hujan. Para pengunjung biasanya tidak ingin memarkir kendaraan mereka di tempat Irwan kerja lantaran takut kebasahan dan kotor.

Irwan tetap bekerja dengan sabar dan ikhlas. Ia juga tetap menjaga kepercayaan orang-orang yang parkir di tempatya berkerja.

"Maunya di dalam karena basah motornya. Jadi terkadang biasa istri mengeluh, tapi mau apa karena memang cuma itu rejeki. Jadi sabar saja," ujar Irwan.

Load More