SuaraSulsel.id - Tercatat sebanyak 1.412 jiwa korban banjir di Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah hingga saat ini masih bertahan di posko pengungsian yang dibangun pemerintah. Mereka memutuskan bertahan lantaran rumah mereka rusak tersapu banjir atau bahkan rata dengan tanah.
"Dari 3.091 warga yang terdampak, 1.412 jiwa mengungsi di sejumlah titik pengungsian karena rumah mereka hanyut dan rusak akibat diterjang banjir," ungkap Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Nyoman Adi kepada Antara, Kamis (16/7/2020).
Pihaknya bersama sejumlah instansi teknis juga lembaga kemanusiaan lainnya, terus berupaya memberikan bantuan logistik ke berbagai posko pengungsian. Termasuk memerikan berbagai kebutuhan pokok seperti makanan cepat saji, air bersih dan pakaian.
Nyoman Adi mengatakan, selama masa tanggap darurat, beberapa kebutuhan yang sangat dibutuhkan masyarakat yakni bahan makanan untuk kebutuhan mereka bertahan hidup.
Berdasarkan data yang dibagikan BPBD setempat, dari 412 kepala keluarga yang tercatat, ada 69 rumah rusak, 61 diantaranya rusak berat, tiga rusak sedang dan lima lainnya rusak ringan. Selain itu, 22 rumah hanyut terseret banjir, 42 unit terancam hanyut serta 155 rumah terendam.
Dari total 3.091 warga Parigi dan sekitarnya yang jadi korban musibah ini, terdapat setidaknya 889 kepala keluarga di 13 desa terdampak, 129 jiwa di antaranya lansia, 13 ibu hamil, 121 balita, dan 40 bayi serta tiga disabilitas.
"Kerugian akibat bencana ditaksir mencapai Rp4,1 miliar. Namun, data ini masih bersifat sementara, sewaktu-waktu bisa berubah," kata Nyoman.
Nyoman menyebutkan, banjir yang disertai lumpur tersebut menurutnya disebabkan sejumlah sungai besar di wilayah Parigi dan sekitarnya meluap, usai turun hujan yang cukup deras.
Pemerintah daerah setempat juga telah meminta warga agar selalu waspada dengan adanya potensi banjir susulan dan longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Baca Juga: Anggota Babinkamtibmas Sulawesi Utara Akan Dilatih Jadi Pendakwah
"Mengingat titik banjir terpisah-pisah, maka kami bersepakat dengan instansi teknis lainnya dan lembaga kemanusiaan berbagi tugas agar semua wilayah terdampak bisa terlayani," pungkasnya.
Berita Terkait
-
15 Ribu Orang Terdampak Banjir Bandang Luwu Utara
-
Tim SAR Upayakan Pencarian 15 Korban Banjir Luwu Utara
-
Korban Meninggal Banjir Bandang di Luwu Utara Jadi 21 Orang
-
Pembangunan Sumbat Saluran Air, Jalanan di Martapura Langganan 'Banjir'
-
Saling Bantah BPBD dan Ketua DPRD Pasbar soal Kasus Pencurian Thermo Gun
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor
-
Setelah Demo Ricuh, Kenaikan Pajak PBB di Bone Akhirnya Ditunda!
-
Rumah Ratusan Juta Rupiah di Lahan Stadion Sudiang Dibongkar
-
Gubernur Sulsel Evaluasi Program Stop Stunting di Takalar dan Jeneponto